Minggu, 10 Desember 2017

contoh laporan observasi psikologi pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Bimbingan adalah proses membantu individu memahami diri sendiri dan dunia. Di lingkungan sekolah, bimbingan berfokus pada penciptaan belajar yang optimal bagi setiap siswa. Bimbingan di lakukan di dalam seluruh kelas yang di lakukan secara rutin dalam kurun waktu mingguan. Sedangkan konseling merupakan rahasia antara guru BK dan siswa atau kelompok kecil siswa. BK merupakan unit yang seharusnya ada di setiap lembaga pendidikan mulai dari tingkatan TK sampai PT. Karena upaya mengantarkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya tidak cukup hanya ditangani guru atau orang tua saja tetapi membutuhkan peran dari berbagai pihak.
 Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga menyangkut aspek perkembangan pribadi-sosial-kematangan intelektual dan sistem nilai. Karena itu pendidikan harus seimbang, yang hanya tidak mampu mengantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan akademis tetapi juga kemampuan mengembangkan diri yang sehat dan produktif.
Jadi layanan BK tidak hanya mengatasi masalah siswa/siswi yang bermasalah saja, melainkan lebih pada optimalisasi potensi, sehingga mereka mamapu menemukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. persoalannya adalah bahwa peserta didik belum mampu mengaktualisasikan semua potensi yang dimiliki. BK disekolah sebenarnya secara hukum sudah memiliki keduudkan yang kuat. Sudah ada beberapa peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan BK di sekolah , sejak tahun 1990 yaitu :
1.      PP No. 29 / 1990 pasa 27 ayat 1
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya meneukan pibadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
2.  PP No. 38 / 1992 :
a. Pasal 1 ayat 2 -> tenaga pendidik adallah tenaga kependidikan yang bertugas membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik.
b. Pasal 1 ayat 3 -> tenaga pembimbing adalah yenaga pendidik yang bertugas membimbing peserta ddik.
c. Pasal 2 ayat 2 -> tenaga pendidik terdiri atas pembimbing , pengajar dan pelatih
3. SKB Mendikbud dan KA BAKN No. 0433/P/1993 dan No 25 thn 1993 :
Pasal 1 ayat 4 -> guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas – tanggung jawab –wewenang dan hak secara penuh dalam keggiaatn BK dalam sejumlah peserta didik.
Pasal 1 ayat 10 -> penyusuan program BK adalah membuat aperencana pelayaan BK dalam bidang bimbingna pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir
Pasal 1 ayat 13 -> analisis evaluasi BK dalah hasil evaluasi pelaksanaan BL yang mencakup layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyauran, konseling peroranga, bimbingan kelopok dan bimbingan pembelajaran serta kegiatan pendukungnya.
Pasal 1 ayat 14 -> tindak lanjut pelaksanaan BK adalah kegiatan menindak lanjuti hasil analisis evaluasi tentang layanan evaluasi , iformasi, penempatan dan penyaluran konselin perorangn, bimbingn kelompok dan bimbingan pembelajaran serta kegiatan pendukungnya
4. SK MEN PAM No. 84 / 1984
Pasa 3 ayat 2 -> tugas pokok guru (pembimbing) : menyusun program bimbingan , pelaksanaan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan , anaisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbinga terhadap peserta didik yang menjadi yanggung jawabnya.
5. SK MENDIKBUD No. 25 / D / 1995 tentang peunjuk teknis ketentuan pelaksanaan fungsional guru dan angka kreditnya
Ayat 5 -> tugas guru pembimbing
Ayat 7 -> dalam pelaksanaan BK
6. UU No 2 / 1998
Pasal 1 ayat 1 -> Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan , pegajaran dan atau latihan bagi perorangan dimasa yang akan datang. Karena itu sehatusnya lah setiap lembaga pendidikan selayaknya memiliki unit bimbingan dan konseling dalam upaya mengoptmalisasi potensi pendidikan.
Sebagai mahasiswa BKI di perlukan untuk mengetahui apa yang telah di ulas di atas maka dari itu observasi di sekolah itu di perlukan untuk menjawab kegelisahan dan pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak para mahasiswa masing-masing.







BAB II
PROFIL LEMBAGA SEKOLAH (BK)
Nama lembaga            : SMA N 1 C ilimus
Kepala sekolah            : DR. H. Edi Riyadi, M.Pd
Visi                              : 1. Terwujudnya lulusan yang berkualitas dalam IMTAQ, IPTEK, serta budaya lingkungan hidup
Misi                             : 1.  membentuk watak dan kepribadian siswa yang  beriman dan  bertaqwa  pada tuhan yang maha esa
2. Mengembangkan potensi kecerdasan intelektual, emosional, speitual dan teknologi
3. Melaksanakan KR, secara aktif, kreatif, dan inofatif
4. Menciptakan suasana kerja yang kondusif
5. Mengembangkan sekolah berbudaya lingkungan hidup
6. Mengakomodasi berdasarkan tantangan secara profesional
Alamat Email              : Smancilimus@yahoo.co.id
Jumlah guru                 : 51
Ruang kelas                 : 21
Jumlah Leb                  : 1
Jumlah perpustakaan   : 1
Akreditasi                   : A
SK pendirian Sekolah : 0298/0/1978
SK izin oprasional       : 0298/0/1978

BAB III
HASIL KEGIATAN OBSERVASI DAN PRAKTEK LAPORAN
Bimbingan dan Konseling di sekolah di selanggarakan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik agar mampu mengaktualisasikan dirinya atau mencapai perkembangan secara optimal. Fasilitas di maksudkan sebagai upaya memperlancar proses perkembangan peserta didik , karena secara kodraati setiap manusia berpotensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian yang optimal.Upaya mewujudkan potensi peserta didik menjadi kompetensi dan prestasi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan integratif.
Setiap peserta didik memiliki kecerdasan, bakat, minat, keperibadian, kondisi fisik, latarbelakang keluarga, serta pengalaman belajar yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan peserta didik memerlukan layanan pengembangan layanan yang berbeda pula. Perkembangan peserta didik tidak lepas dari pengaruh lingkungan baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan, perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk juga peserta didik. Peserta didik hanya di perlukan untuk dapat menyesuaikan dirinya pada lingkungan tempat tinggal dan lingkungan sekolahnya.
Pada dasarnya peserta didik memiliki kemampuan menyesuaikan diri, proses penyesuaian diri akan lebih optimal jika difasilitasi oleh guru Bimbingan Konseling atau konselor. Karena proses penyesuaian diri itu sangat penting bagi peserta didik, penyesuaian diri yang optimal akan mendorong peserta didik mampu menghadapi masalah-masalah pribadi, sosial, belajar dan karir.
Hasil kegiatan observasi Bimbingan Konseling Islam di SMA NEGRI 1 CILIMUS memberi tahu bahwa layanan Bimbingan konseling di  SMA NEGRI 1 CILIMUS sudah berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ada. Dengan di buktikan dengan layanan individual , layanan klasikal, bimbingan kelompok, layanan informasi, layanan penempatan penyaluran, layanan pembelajaran.
Adapun penjelasan layanan individual adalah mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadidalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri, bertanggungjawab, tugas ini di maksudkan agar siswa mampu:
1.      Mampu memiliki kesadaran diri yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan diri
2.      Mengembangkan sikap positif dan menggambarkan orang-orang yang disayangi
3.      Memilih pilihan secara sehat
4.      Bertanggung jawab
5.      Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
6.      Menyelesaikan konflik
7.      Membuat keputusan secara efektif
Adapun penjelsan layanan bimbingan belajar yaitu mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan, di maksudkan agar siswa mampu:
1.      Melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif
2.      Menetapkan tujuan dan perencanaan endidikan
3.      Belajar secara efektif
4.      Terampil dan mampu dalam menghadapi evaluasi atau ujian
Layanan karir yaitu mewujudkan pribadi pekerja yang produktif, perkembangan karir di mkasudkan agar siswa mampu:
1.      Membentuk identitas karir, mengenali ciri-ciri pekerjaan di dalam lingkungan kerja
2.      Merncanakan masa depan
3.      Membentuk pola arah karir
4.      Mengenal keterampilan, kemempuan, dan bakat
Guru BK berkerja sama dengan guru mata pelajaran karena guru mata pelajaran membantu guru BK mencari siswa yang minat belajarnya turun, maupun siswa yang mengalami masalah dalam pelajaran tersebut, begitu juga wali kelas, wali kelas pun turut membantu guru BK untuk menemukan masalah yang ada pada siswa kelasnya. Kepala sekolah pun berperan dalam proses konseling, dimana kepala sekolah sanga care pada guru BK khususnya membantu menyelesaikan masalah siswa dengan membuat grup WhatsApp guna mempermudah komunikasi dengan guru BK.
Masalah yang sering muncul pada siswa SMA NEGRI 1 CILIMUS relatif rendah, yang sering terjadi adalah masalah kesiangan. Karena di SMA NEGRI 1 CILIMUS masuk kelas pukul 06:45 jadi hampir ada saja setiap hari ada 3-5 siswa. Untuk mengetahui kebutuhan siswa guru BK di SMA N 1 Cilimus mula-mula menyebar angket . biasanya di padukan dengan angketnya prof. Naryo tentang kebutuhan akan layanan bimbingan. Sebar kesemua siswa , kelas 10, 11, 12 lalu di pilih mana yang lebih di butuhkan untuk mereka. Semakin banyak yang memilih itu berarti yang di butuhkan sama mereka, setelah itu baru di jadikan program.
Ada 9 guru BK yang ada di SMA N 1 Cilimus, 3 bersertifikasi dan 6 hanya guru BK belum sertifikasi. Adapun nama-nama guru BK di SMA N 1 Cilimus adalah :
1. Hermadijani,S.Pd
2. Ati Rohaeti,M.Pd.
3. Solihin
4. Ella Nurlaela
5. Kursini
6. Lukman
7.Rosita Widiastuti
8.Wawan Ridwansyah
9.Gema
Menurut ibu Hermadijani,S.Pd  dalam proses bimbingan dan konseling seorang guru BK atau konselor sangat memerlukan keterampilan psikologi, keterampilan psikologi sangat di perlukan untuk melakukan proses konseling. Menurut tuturan ibu Ati Rohaerti menerangkan bahwa BK di SMA N 1 Cilimus itu bukan polisi siswa melainkan guru BK merupakan sahabat bagi siswa/siswi SMA N 1 Cilimus. Beliau menerangkan bahwa siswa yang bermasalah itu 80% di pengaruhi oleh lingkungan keluarga dan temannya, bukan di pengaruhi oleh dirinya sendiri. 80% di pengaruhi oleh orang tua yang broken home dan masalah-masalah lainnya.
Berdasarkan angket yang di sebar pada siswa kelas XI IPS menunjukan bahwa rata-rata siswa XI IPS setelah SMA berencana melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri dengan mengharapkan beasiswa. Mereka sangat berantusias dalam berproses dalam sekolah , buktinya mereka sangat semanat ketika pembahasan tentang beasiswa, hampir semua siswa melontarkan pertanyaan pada kami pertanyaan berputar pada beasiswa.
BAB IV
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
KEKURANGAN
1.      Dalam pencarian data administrasi Guru BK tidak sepenuhnya memberikan data yang di perlukan.
2.      Waktu yang di berikan oleh Guru BK saat wawancara dengan siswa terbatas.

KELEBIHAN
1.      Persiapan yang matang.
2.      Siswi berantusias melakukan kegiatan bimbingan dan konseling.
3.      Kegiatan wawancara dengan Guru BK berjalan dengan lancar.
4.      Pihak sekolah menyambut para mahasiswi dengan baik.

BAB V
KESIMPULAN/PENUTUP
Bimbingan dan Konseling di sekolah di selanggarakan untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik agar mampu mengaktualisasikan dirinya atau mencapai perkembangan secara optimal. Fasilitas di maksudkan sebagai upaya memperlancar proses perkembangan peserta didik , karena secara kodraati setiap manusia berpotensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian yang optimal.Upaya mewujudkan potensi peserta didik menjadi kompetensi dan prestasi hidup memerlukan sistem layanan pendidikan integratif.
Masalah yang sering muncul pada siswa SMA NEGRI 1 CILIMUS relatif rendah, yang sering terjadi adalah masalah kesiangan. Karena di SMA NEGRI 1 CILIMUS masuk kelas pukul 06:45 jadi hampir ada saja setiap hari ada 3-5 siswa. Untuk mengetahui kebutuhan siswa guru BK di SMA N 1 Cilimus mula-mula menyebar angket . biasanya di padukan dengan angketnya prof. Naryo tentang kebutuhan akan layanan bimbingan. Sebar kesemua siswa , kelas 10, 11, 12 lalu di pilih mana yang lebih di butuhkan untuk mereka. Semakin banyak yang memilih itu berarti yang di butuhkan sama mereka, setelah itu baru di jadikan program.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.      Buku perangkat layanan bimbingan dan konseling kelas x.
2.      Buku Rencana pelayanan layanan BK (RPLBK)
3.      Angket
4.      Wawanca



Tidak ada komentar:

Posting Komentar