LAPORAN
KELOMPOK
KULIAH KERJA
NYATA (KKN)
ANGKATAN XXV
“Upaya Meningkatakan Kesadaran Masyarakat Terhadap
Pentingnya Pengelolaaan Sampah Di Desa Limbangan Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes”

Disusun Oleh:
Ahmad Fauzan Nadji Ullah 1415203006
Ambar Sulistya Subagja 1415306010
Fitri Nuryani 1415202031
Fitriana 1415201021
Hilal Faqihuddin 1415101053
Ibnu Khafid 1415203056
Indah Al Riyani 1415202041
Minhatul Maula 1415203088
Muhammad Adib Sanaya 1415304038
Muhammad Yasir Arafah 1415109012
Rina Gunawan 1415302066
Sheila Nur Afifah 1415103119
Sindi Fermatasari 1415107063
Uswatun Khasanah 1415306071
Weni Santiani 1415105135
Yayah Fikriyah 1415110041
Kelompok : 50
Desa/Kecamatan/Kabupaten: Limbangan/Kersana/Brebes
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA
MASYARAKAT
(LPPM)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2018
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan kelompok ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) XXV semester genap tahun akademik 2017/2018 Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon di Desa Limbangan Kecamatan Kersana
Kabupaten Brebes.
Disahkan pada……………….. 2018
Dosen Pembimbing
Lapangan, Penguji,

NIP. 19630522 199403 1 003 NIP.
Mengesahkan
Ketua LPPM,
Dr. H. Bambang
Yuniarto, M.Si
NIP. 19630618 199603 1 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga kami panjatkan
kehadirat Allah swt. yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga kami
dapat melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) XXV Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon tahun akademik 2017/2018 sampai laporan ini
kami susun.
Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan hanya
kepada junjungan kita nabi Muhammad saw. sebagai qudwah
hasanah kita, serta keluarga, sahabat, tabi’in, dan para pengikutnya
yang setia sampai akhir zaman.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) XXV mempunyai nilai penting
bagi peningkatan kesadaran untuk memenuhi kebutuhan, potensi, dan strategi
pemenuhan kebutuhan lainnya dalam kehidupan bermasyarakat, yang akan berdampak
terhadap perubahan, dinamika sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, dan politik.
Oleh karenanya, pelaksanaan KKN XXV harus dapat diikuti dengan sebaik-baiknya
oleh mahasiswa sehingga dapat mewujudkan kemandirian dan keadaban dalam belajar
bersama masyarakat dengan mengacu pada teknik PAR (Participatory Action
Research) yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 Juli sampai 20 Agustus
2018 bertempat di Desa Limbangan Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes.
Dalam pelaksanaan KKN XXV tersebut,
kami tidak lepas dari pengarahan, bimbingan, dan bantuan-bantuan dari berbagai
pihak. Maka sepatutnya kami menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat
Bapak/ Ibu:
1. Prof. Dr. H. Sumanta, M.Ag., Rektor
IAIN Syekh Nurjati Cirebon
2. Dr. H. Bambang Yuniarto, M.Si.,
Ketua LPPM (Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Kepada Masyarakat)/Penanggung Jawab IAIN Syekh
Nurjati Cirebon
3. H. Agung, M.Ag., Ketua LPPM/Penanggung Jawab Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat/Letua Panitia
Pelaksana KKN
XXV IAIN Syekh Nurjati Cirebon
4. Koordinator Evaluasi dan Lokakarya KKN XXV IAIN Syekh
Nurjati Cirebon
5. Koordinator Pembekalan dan Pendampingan KKN XXV IAIN Syekh
Nurjati Cirebon
6. Dr. H. Taqiyuddin, M.Pd.,
Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 50
7. Ahmad Jupri, selaku Pjs. Kepala Desa Limbangan beserta Aparat pemerintahan desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes
8. Dan semua pihak yang telah membantu
selama pelaksanaan KKN XXV di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes
Kami menyadari dalam penyusunan Laporan ini masih
banyak kekurangan dan kesalahan, semua itu karena keterbatasan kemampuan kami.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan penyusunan natinya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi semua.
Cirebon,
Agustus 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBARPENGESAHAN ........................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A... Latar Belakang ..................................................................................... 1
B... Potensi dan Identifikasi Masalah ......................................................... 3
C... Tujuan dan Target ................................................................................ 4
D... Waktu dan Tempat Pelaksanaan .......................................................... 6
E.... Peserta .................................................................................................. 6
BAB II PERSIAPAN PENGKAJIAN WILAYAH
A... Persiapan Lokasi .................................................................................. 7
B... Pembentukan Tim PAR ....................................................................... 9
C... Pengkajian Data Sekunder ................................................................... 10
D... Hasil
Pengkajian Program dan Kebijakan Lembaga ............................ 10
BAB III PELAKSANAAN PENGKAJIAN WILAYAH
A... Tahap-Tahap Riset Aksi ....................................................................... 12
B... Bentuk Kegiatan .................................................................................. 19
C... Kesulitan /Hambatan ............................................................................ 21
BAB IV ANALISIS KRITIS HASIL TEMUAN
A... Temuan-Temuan ................................................................................... 23
B... Analisis
Masalah .................................................................................. 24
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 26
B. Harapan Masyarakat ............................................................................. 26
C... Rekomendasi ........................................................................................ 26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Segala puja dan puji syukur marilah senantiasa kita
panjatkan kepada Allah swt. yang telah
menciptakan alam dan segala isinya, dengan segala kesempurnaan yang
melengkapinya. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw. yang
senantiasa memberikan suri tauladan dan kedamaian di dalam hati kita.
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi,
dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah, jenis, dan
keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya
daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi
serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu
daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas
sampah yang dihasilkan. Meningkatnya
volume timbunan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak
mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain
akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat
mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan,
persawahan, sungai dan lautan.
Berdasarkan Undang-undang No. 18 Tahun
2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang
sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan
yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan
kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk
terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan
lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet,
logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan
4) sampah yang berbahaya bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri
dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.
Sampah adalah merupakan sesuatu yang harus dibuang.
Paradigma pengelolaan tersebut sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini,
sehingga perlu menjalankan prinsip manajemen sampah sesuai konteks pembangunan
berkelanjutan. Sampah yang dibuang harus diolah atau dibatasi sampai pada
tingkat tidak melebihi daya dukung lingkungan.
Untuk mewujudkan kota dan desa bersih dan hijau,
pemerintah telah mencanangkan berbagai program yang pada dasarnya bertujuan
untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Program Adipura misalnya pada tahun 2007 telah mampu mengantarkan provinsi Bali
menjadi provinsi Adipura karena semua kabupaten dan kota di Bali telah berhasil
mendapatkan Anugerah Adipura. Walaupun telah mendapat Adipura bukan berarti
tidak terdapat permasalahan sampah, apresiasi pemerintah dan masyarakat selalu
dituntut untuk melakukan pengelolaan sampah sehingga pada gilirannya sampah
dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya.
Sampah hendaknya dipandang sebagai sebuah potensi
ekonomi antara lain sebagai bahan baku daur ulang, kompos atau pupuk organik
hingga sebagai sumber energi alternatif. Berdasarkan
latar belakang di atas dan berdasarkan hasil lokakarya desa, kami mahasiswa KKN
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh
Nurjati Cirebon bekerjasama dengan aparatur desa Limbangan bermaksud untuk melakukan sebuah upaya untuk memberikan penyadaran kepada
masyarakat terhadap pentingnya untuk mengelola sampah agar sampah bukan hanya
menjadi suatu permasalahan yang sulit dipecahkan tetapi menjadi sesuatu masalah
yang menjadi pemahaman, seperti
masalah yang terjadi di desa Limbangan begitu banyaknya sampah
berserakan dimana-mana yang tidak terkendali karena tidak disediakannya TPS (Tempat Pembuangan Sementara) dan sungai dijadikannya
sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sehingga ketika musim
hujan terjadinya banjir kecil,
selain itu pembakaran sampah yang sering dilakukan masyarakat
Limbangan yang menyebabkan mewabahnya penyakit Ispa dan batuk-batuk ringan.
Pemahaman yang harus dimiliki oleh warga bahwa betapa
pentingnya untuk mengelola sampah dengan baik dan benar. Upaya penyadaran
betapa pentingnya pengelolaan sampah ini agar timbul pemahaman masyarakat
tentang sampah yang bukan hanya dipahami bahwa sampah hanya selalu berdampak
negatif saja, tetapi dapat berdampak positif jika dikelola atau dimanfaatkan
dengan baik oleh masyarakat desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes.
Selain jika pengelolaan sampah dilakukan dengan baik dan benar bukan hanya
lingkungan saja yang bersih, sehat dan nyaman tetapi sampah juga dapat menjadi
potensi ekonomi masyarakat desa Limbangan antara lain sebagai bahan baku daur
ulang, kompos atau pupuk organik hingga sebagai sumber energi alternatif.
B.
Potensi dan Identifikasi Masalah
Selama melaksanakan kegiatan KKN di desa Limbangan, kami menemukan beberapa masalah yang menonjol yang dirasakan oleh
masyarakat. Masalah-masalah itu adalah sebagai berikut:
1. Bidang Kesehatan dan Lingkungan
a.
Belum adanya TPS (Tempat Pembuangan Sementara)
b.
Belum adanya TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
c.
Pembakaran sampah di setiap rumah warga sebagai solusi terakhir
d.
Banyaknya warga Limbangan yang terserang penyakit Ispa
2. Bidang Pendidikan
a.
Kurangnya perhatian orang tua
terhadap pendidikan
b.
Kurangnya faktor financial yang menyebabkan siswa putus sekolah dan
memilih bekerja di luar kota
c.
Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya pendidikan
3. Bidang Sosial
a.
Pergaulan remaja yang terkadang masih suka mabuk-mabukkan
4. Bidang Politik
a.
Figur Kepala Desa sangat dibutuhkan
oleh masyarakat desa
b.
Kurangnya kehangatan hubungan
emosional antara aparat desa dengan masyarakat desa serta tokoh masyarakat dan
tokoh agama
5. Bidang Ekonomi
a.
Kurang terperdayanya usaha mandiri
b.
Banyaknya penghasilan minim dan
tidak tetap
6. Bidang Keagamaan
a.
Minimnya tenaga pengajar madrasah secara kuantitas
b.
Minimnya jumlah madrasah yang ada serta sarana dan prasarananya
7. Bidang Pertanian
a.
Semakin banyaknya tanah sawah yang bukan milik sendiri sehingga mereka
menyewa dan mengelolanya
b.
Mahalnya harga pupuk kimia
dan harga jual hasil tani yang murah
c.
Gagal panen karna faktor cuaca maupun hama
Adapun temuan-temuan lain di desa Limbangan yang mencakup sarana transportasi, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi
sebagai berikut:
1. Di desa Limbangan memiliki 4 Masjid dan banyak Mushola sebagai tempat peribadatan masyarakat sekitarnya.
2. Terdapat juga banyak majelis sebagai
tempat untuk belajar ilmu agama bagi para masyarakat desa dan sekitarnya.
3. Home Industry yang ada di desa Limbangan adalah home industry obat tani, telor asin dan bawang.
4. Di desa Limbangan terdapat 1
TK Pertiwi, 4 SD Negeri, 1 MI, SMP Negeri 3 Kersana, dan SMK Bisma.
5. Terdapat juga satu puskesmas pembantu
Limbangan kecamatan Kersana.
C.
Tujuan dan Target
Tujuan dari kegiatan KKN yang dilaksanakan di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes:
1.
Mahasiswa sebagai fasilitator
mengupayakan untuk melakukan pemberdayaan untuk perubahan yakni melakukan penyuluhan
tentang pentingnya pengelolaan sampah dengan baik dan benar, sehingga
masyarakat menjadi lebih bijak dalam menanggapi tentang persoalan sampah, serta
bagi mahasiswa KKN dapat menjadi alternatif riset Islam dan
pemberdayaan masyarakat di tengah dinamika masyarakat.
2.
Mahasiswa bersosialisasi dengan
masyarakat untuk mengenali dan belajar bersama masyarakat selama 41 hari serta
sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa dalam memahami permasalahan yang
berkembang dalam masyarakat secara umum dan nyata.
3.
Dengan adanya KKN ini, melakukan
perubahan yang paragdigmatik dan gerak nyata baik dari mahasiswa maupun dari
masyarakatnya sendiri kearah yang lebih baik dalam pemberdayaan masyarakat yang
partisipatif dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar sehingga hasil dari
pengelolaan sampah yang baik dan benar lingkungan akan menjadi bersih, sehat, asri,
indah dan nyaman selain itu pengelolaannya dapat menjadi potensi ekonomi dalam
membangun usaha mandiri atau kelompok di desa Limbangan.
Target yang diharapkan adalah :
1.
Adanya perubahan paradigma
masyarakat dalam memahami persoalan tentang sampah.
2.
Mendapat perhatian dari semua pihak
yang terlibat dalam perencanaan pengelolaan sampah.
3.
Masyarakat menyadari tentang persoalan-persoalan
yang ada di desa Limbangan sesuai dengan potensi yang tersedia dan mereka mampu mencari jalan
keluarnya, sehingga masyarakat dapat merespon perubahan yang cepat dan tepat.
4.
Mahasiswa sebagai fasilitator
melalui dan bersama masyarakat sebagai partisipan diharapkan agar mampu
mengenali dan melakukan perubahan kearah yang baik menjadi lebih baik, sehingga
temuan yang didapat bermanfaat sesuai dengan kebutuhan masyarakat, pemerintah,
dan perguruan tinggi secara partisipatif.
D.
Waktu dan tempat Pelaksanaan
1. Waktu
Kegiatan ini berlangsung selama 41 hari dimulai pada tanggal 10 Juli 2018
sampai dengan 20 Agustus 2018.
2. Tempat
Bertempat di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes provinsi
Jawa Tengah, Indonesia.
E.
Peserta
Peserta Kuliah Kerja Nyata
(KKN) ini yaitu seluruh mahasiswa semester VI Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Dalam penugasannya panitia LPPM membgai menjadi
94 kelompok yang berarti 94 desa di 5 kecamatan yang ada di kabupaten Brebes.
Dan adapun kelompok kami adalah kelompok 50 yang beranggotakan 16 mahasiswa,
yaitu:
1.
Ahmad Fauzan Nadji Ullah, sebagai Koordinator Desa
2.
Ibnu Khafid, sebagai Wakil Koordinator Desa
3.
Minhatul Maula, sebagai Sekretaris
4.
Sindi Fermatasari, sebagai Bendahara
5.
Ambar Sulistya Subagja, sebagai Divisi Lingkungan
6.
Fitri Nuryani, sebagai Divisi Pendidikan
7.
Fitriana, sebagai Divisi Pendidikan
8.
Hilal Faqihuddin, sebagai Divisi Keagamaan
9.
Indah Al Riyani, sebagai Divisi Humas
10.
Muhammad Adib Sanaya, sebagai Divisi Humas
11.
Muhammad Yasir Arafah, sebagai Divisi Keagamaan
12.
Rina Gunawan, sebagai Divisi Humas
13.
Sheila Nur Afifah, sebagai Divisi Pendidikan
14.
Uswatun Khasanah, sebagai Divisi Keagamaan
15.
Weni Santiani, sebagai Divisi Pendidikan
16.
Yayah Fikriyah, sebagai Divisi Lingkungan
BAB II
PERSIAPAN PENGKAJIAN WILAYAH
A.
Persiapan Lokasi
Dalam pelatihan yang berlangsung dari mulai workshop
sampai terjun ke lapangan
kelompok mempelajari banyak hal mengenai metode PAR (Participatory Action
Research) yaitu pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat yang dilandasi
penelitian untuk memberdayakan masyarakat (fasilitator),
yang di dalamnya terdapat pembuatan teknik-teknik PAR seperti Mapping:
untuk mengetahui gambaran wilayah yang diteliti, Transectoral: untuk mengetahui SDA dan SDM di wilayah tersebut, Diagram Venn:
untuk mengetahui hubungan institusional dengan masyarakat, Pohon Masalah: untuk mengetahui masalah yang sistemik yang ada di masyarakat, Pohon Tujuan: untuk memberikan solusi akan tindak lanjut masalah
yang hadir, dan Action Plan: suatu tindakan nyata yang dilakukan setelah terangkatnya sebuah masalah.
Persiapan diawali dengan proses sosialisasi dengan tujuan untuk melahirkan kepercayaan, keterbukaan, dan kekeluargaan antara
mahasiswa dengan masyarakat. Teknik-teknik yang telah dipaparkan di atas tidak
terlepas dari observasi bertujuan untuk mengetahui keadaan lokasi di desa
Limbangan yang selanjutnya diaplikasikan secara langsung dengan menggunakan
metode PAR, yakni dengan menyusun teknik-teknik PAR bersama masyarakat di desa
Limbangan dengan memberdayakan sumber daya guna masyarakat di desa Limbangan secara
tepat dan strategis.
Data wilayah umum desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes, seperti data wilayah,
data penduduk, data ekonomi, data pendidikan, data kesehatan antara lain
sebagai berikut:
1. Data Umum
Batas Wilayah desa Limbangan
a.
Sebelah Utara : Desa Tegongan
b.
Sebelah Barat : Desa Kemukten
c.
Sebelah Timur : Jln Raya Pejagan-Ketanggungan (Desa Sutamaja)
d.
Sebelah Selatan : Desa Dukuh Tengah
Sarana
Penduduk Desa Limbangan
a.
Perkantoran 1 buah
b. Sekolah/lembaga pendidikan 13 buah, yakni
terdiri atas 1 PAUD, 1 TK, 4 SD, 1 MI, 4 MD, 1 SMP, dan 1
SMK.
c. Tempat peribadatan:
Masjid 4 buah dan
Mushola 14 buah terletak di
semua wilayah desa Limbangan
d. Lapangan olahraga: 1 lapangan
sepakbola, 2 bulu tangkis, dan 1 lapangan
bola volley.
2. Pemerintahan
Desa Limbangan kecamatan Kersana yang penduduknya berjumlah 4.411 jiwa terdiri atas 7 RW. Dan desa Limbangan terdiri dari 53 Rukun
Tetangga (RT) yang diantaranya mempunyai tugas dan peran masing-masing seperti
pendataan warga miskin, pendistribusian jatah raskin, BLT dan lain sebagainya.
Desa Limbangan telah mengalami 8 pergantian
kepala desa. Diantara nama-nama Kepala Desa desa Limbangan yaitu Bapak Wantijan
(1950-1963) sebagai Kepala Desa pertama, Bapak Karwiyah (1963-1977), Bapak
Daryono (1977-1991), Bapak Saryo (1991-1997), Bapak Edi Sutanto (1997-2003),
Bapak Ahmad Jupri (2003-2004), Bapak Tarjono (2004-2016), sekarang dijabat oleh
Pjs. Bapak Ahmad Jupri.
3. Keadaan Sosial Ekonomi
Warga desa Limbangan
mempunyai beberapa profesi yang ditekuninya sebagai mata pencaharian pokok,
diantaranya: Petani, Buruh tani, Karyawan perusahaan swasta, Pedagang Keliling,
Pegawai Negeri Sipil (PNS), Peternak, Montir, Bidan/Perawat Swasta, TNI, POLRI,
Pengusaha besar, kecil dan menengah, Pekerja TKI ke luar negeri, dan Seniman.
Dari segi perekonomian warga desa Limbangan hidup sederhana. Rata-rata
mayoritas perekonomian warga desa Limbangan yakni menengah ke bawah dan
hanya sebagian kecil yang berperekonomian menengah ke atas.
4. Data
Kesehatan
Adanya
kegiatan posyandu yang diadakan setiap bulannya pada setiap tanggal 13. Karena
letak antar daerah yang berjauhan maka posyandu pun dibagi menjadi 7 posyandu
yaitu di setiap RW.
B.
Pembentukan Tim PAR
Dalam pembentukan kelompok KKN XXV kami
mahasiswa IAIN Syekh Nurjati dibentuk kelompok, lokasi serta Dosen Pembimbing
Lapangan (DPL), menurut ketentuan dan kualifikasi yang ditetapkan oleh lembaga.
Untuk itu kami kelompok 50 KKN XXV yang di tempatkan
di Desa Limbangan dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. H. Taqiyuddin,
M.Pd. Sebelum terjun ke lokasi peserta KKN mendapatkan pengarahan materi KKN
atau Workshop dengan menggunakan teknik Participatory Action Research
(PAR) selama 3 hari yaitu dari tanggal 2-4 Juli 2018 oleh Dosen Drs.
Sopwan Mulyawan, M.Ag ini dikakukan agar para peserta memahami apa yang harus
dilakukan bila sudah tiba di lokasi. Adapun tema KKN sekarang adalah: “Belajar
Bersama Masyarakat”.
Fasilitator
dan Partisipan
Fasilitator merupakan orang yang memfasilitasi proses
kegiatan sampai selesai agar lebih mudah, dan juga mengidentifikasi
permasalahan yang dilakukan di mana
mahasiswa KKN hanya bertugas sebagai fasilitator dan masyarakat desa Limbangan sebagai partisipan dalam memecahkan
masalah-masalah yang ditemui di lokasi
dengan melakukan penelitian sederhana guna mengumpulkan dan menginterpretasikan
data baru yang terkait sehingga dapat memperkaya wawasan dan memberikan
sumbangsih bagi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di desa Limbangan itu sendiri di masa
mendatang.
Sedangkan yang menjadi partisipannya adalah
Bapak Pjs. Kuwu Limbangan
yakni Bapak Ahmad Jupri, Bapak Tayo, Bapak Eko, Bapak Budi, Mbah Bejo, Ustadz
Casmid, Ustadz Faiz, Ustadz Kamal, Ustadz Reza, beserta anggota karang taruna
dan ibu-ibu PKK lainnya, dan juga seluruh elemen masyarakat yang ada di desa Limbangan
mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, orang tua, dan guru dengan dukungan
pemerintahan kabupaten, kecamatan dan pemerintahan desa.
C.
Pengkajian Data Sekunder
Untuk hasil pengkajian data sekunder permasalahan yang
ada di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes terutama mencakup semua permasalahan-permasalahan yang terdapat di dalamnya. Di
antara beberapa permasalahan yang ada di desa Limbangan terdapat beberapa
masalah yang kami angkat ke dalam matrik ranking yang nantinya kami sampaikan
kepada masyarakat untuk ditemukan permasalahan yang perlu penanganan oleh
masyarakat sendiri. Dari beberapa masalah itu nantinya terpilih 1 masalah yang
dianggap paling urgensi oleh masyarakat dan dari hasil kemufakatan masyarakat
terpilihlah masalah tentang keadaan masyarakat desa Limbangan yang kurang
kesadaran terhadap pengelolaan sampah di lingkungannya. Hal inilah yang mendasari
kami untuk mengangkat topik dalam laporan kami yaitu tentang “Upaya
Meningkatakan Kesadaran Masyarakat Terhadap Pentingnya Pengelolaaan Sampah Di
Desa Limbangan Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes”.
D.
Hasil Pengkajian Program dan Kebijakan Lembaga
Hasil pengkajian program dan kebijakan lembaga yang
telah didapat di lapangan/ lokasi KKN selama 41 hari
dibentuk dalam beberapa pengkajian yang kemudian di lokakaryakan pada tingkat
desa :
1. Pengkajian Tingkat Desa (Lokakarya Desa)
Setiap
anggota harus menemukan satu masalah untuk dikerjakan sebagai pengabdian
individu untuk bahan laporan akhir dan bersama kelompok masyarakat menentukan
satu masalah untuk di lokakaryakan di tingkat desa sebagai bagian untuk
pengabdian kepada masyarakat. Dari semua lembaga yang ada di desa Limbangan
yakni LPM, BPD, PKK, DKM, PNPM dsb, yang kemudian dikaji dan didiskusikan
apakah lembaga ini berperan serta dalam membangun serta memajukan desa
Limbangan diadakannya lokakarya desa untuk mengetahui masalah yang sangat
mendesak dan juga sistematik yang ada di desa Limbangan setelah lokakarya
tingkat desa sudah memilih satu masalah, kemudian dipecahkan dilokakarya
tingkat kecamatan, lokakarya desa dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Juli
2018 yang bertempat di balai desa Limbangan.
2. Pengkajian Tingkat Kecamatan (Lokakarya Kecamatan)
Setelah
terkumpul masalah dari tiap desa yang merupakan bahan untuk lokakarya kecamatan
siap untuk diskusikan kemudian dibahas, setelah itu koordinator mengumpulkan
masalah yang sulit dipecahkan pada tingkat kecamatan untuk memilih satu masalah
yang akan diusulkan ke lokakarya tingkat kabupaten.
Hasil dari
lokakarya desa dengan mengangkat masalah pengelolaan sampah merupakan salah
satu dari berbagai permasalahan yang ada di kecamatan Kersana yang diangkat
oleh desa-desa yang ada.
3. Seminar Hasil KKN
Hasil dari
lokakarya tingkat kabupaten kemudian menjadi tanggung jawab koordinator memilih
satu masalah untuk diusulkan penyelesaiannya kepada pihak pemerintah kabupaten Brebes
sesuai dengan dinas atau organisasi perangkat daerah dan juga pihak IAIN Syekh
Nurjati untuk menindak-lanjutinya, diharapkan seminar KKN tersebut memperoleh
hasil yang dapat direkomendasikan.
BAB III
PELAKSANAAN PENGKAJIAN WILAYAH
A. Tahap-Tahap Riset Aksi
1. Perkenalan
dan Sosialisasi dengan Masyarakat
Sebagai
serombongan tamu yang belum dikenal sebelumnya, maka mahasiswa peserta KKN
kelompok 50 IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang pada tahun ini menggunakan metode
PAR yang ditempatkan di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes
memperkenalkan diri kepada masyarakat desa Limbangan mengenai diri individual
masing-masing dan tujuan kedatangan mahasiswa KKN. Hal ini bertujuan agar
kedatangan dan kehadiran mahasiswa peserta KKN-PAR bisa diterima dengan baik
dan terbuka oleh masyarakat setempat, baik secara personal maupun komunal.
Sehingga proses penerapan PAR dalam pelaksanaan program KKN yang dijalankan oleh
mahasiswa peserta KKN-PAR selanjutnya mendapat apresiasi yang baik (respon
positif dan dukungan) dari masyarakat yang endingnya adalah kelancaran
dan kesuksesan KKN kelompok 50 IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Langkah
pertama adalah seremonial perkenalan dengan perangkat desa Limbangan. Seremonial ini
berlangsung tidak lama setelah acara pembukaan KKN di Balaidesa desa Limbangan
yang diikuti oleh seluruh peserta KKN kelompok 50, pihak desa yang di wakili
oleh bapak Eko, Dosen Pendamping Lapangan (DPL), dan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan pelaksanaan program KKN-PAR. DPL kelompok 50 yaitu bapak
Taqiyuddin, beliau menyampaikan kedatangan mahasiswa ke desa Limbangan ini
bertujuan untuk KKN belajar bersama masyarakat yang pada tahun ini menggunakan
metode PAR (Participatory Action Research), beliau pun menitipkan kami
pada aparatur desa untuk sudi kiranya d bimbing dan belajar bersama, karena
dalam fase usia 20 tahun manusia itu memiliki dua langkah. Yaitu langkah kanan
dan langkah kiri, langkah kanan merupakan langkah dewasa dan langkah kiri
merupakan langkah remaja, sehingga
emosinya masih labil, maka dari itu DPL menitipkan
kami pada aparatur desa dan warga.
Setelah
prakata atau sambutan yang disampaikan oleh bapak Taqiyuddin selanjutnya yaitu
sambutan dari aparatur desa yang diwakilkan oleh bapak Eko selaku Pj. Sekdes desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes. Dalam sambutanya beliau mengatakan
bahwasannya desa Limbangan
merupakan desa terluas sekecamatan Kersana yang memiliki 7 RW dan 53 RT. Kecamatan
Kersana memiliki 13 desa yang salah satunya merupakan desa Limbangan.
Masyarakat Limbangan mempunyai kulturbudaya yang tidak beda dengan masyarakat
Cirebon karena letak geografisnya yang tidak jauh. Beliau menyampaikan kalau
sosial budaya di desa Limbangan lumayan baik, dibuktikan dengan banyaknya
kelompok jamiiyahan ibu-ibu dan bapak-bapak yang dilakukan dengan bergiliran
hari.
Di
desa Limbangan mempunyai karang taruna yang lumayan aktif, bapak Eko menyuruh kami untuk bekerjasama dengan
karangtaruna yang ada di desa Limbangan. Beliau pun meminta mahasiswa untuk
menggali potensi yang dimiliki desa Limbangan
dan mengambil solusi untuk setiap permasalahan yang ada di Limbangan.
Pada
malam hari dan selama 2 hari beruntun kita melakukan sosialisasi atau yang
biasa dikenal dengan silaturahim
ke para aparatur desa dan warga desa. Hari pertama kita silaturahmi kepada para
RW, kebetulan dalam desa Limbangan itu mempunyai 7 RW. Selanjutnya kita
sosialisasi terhadap para RT, desa
Limbangan mempunai 53 RT. Proses perkenalan diri dan sosialisasi tentang
KKN-PAR tidak berhenti sampai di sini karena pendekatan secara personal dan door
to door dirasa perlu dalam rangka mendukung kesuksesan program KKN-PAR yang
secara sekilas tampak sulit untuk diterima oleh masyarakat yang telah terbiasa
dengan KKN Konvensional. Keesokan harinya, para mahasiswa peserta KKN-PAR di
desa Limbangan secara terpisah (perseorangan maupun berkelompok) mendatangi
rumah-rumah masyarakat. Terutama rumah kepala desa, tokoh agama, tokoh masyarakat,
dan tokoh pemuda yang ada di desa
Limbangan.
2. Inkulturasi
dan Trust Building dengan Masyarakat
Setelah
proses perkenalan dan upaya sosialisasi KKN kelompok 50 kepada masyarakat, maka
proses selanjutnya adalah membangun hubungan kemanusiaan dengan masyarakat
(inkulturasi) dan membangun kepercayaan dengan masyarakat (trust building)
sehingga bisa terjalin hubungan yang setara dan saling mendukung (simbiosis
mutualisme). Dengan proses ini, diharapkan peserta KKN-PAR kelompok 50 dan
masyarakat bisa seiring dalam melakukan riset, belajar memahami masalah, dan
memecahkan permasalahan secara kolektif dan partisipatif. Diperlukan metode
yang tepat agar inkulturasi dan trust building berhasil baik. Namun
sebelum inkulturasi dan trust building ini diupayakan, pendalaman
terhadap kondisi masyarakat dari berbagai sektornya harus dilakukan agar
didapatkan pemahaman yang benar dan tidak menjebak. Adapun metode yang
digunakan dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Sesuai
dengan artinya (peninjauan secara cermat; mengawasi dengan teliti; mengamati),
maka para mahasiswa peserta KKN-PAR kelompok 50 melakukan pengamatan secara
cermat dan teliti terhadap kondisi sosial masyarakat Limbangan. Proses
pengamatan ini agar mendapatkan hasil yang tepat, dilakukan dengan dengan dua
cara: langsung dan tidak langsung. Cara langsung dilakukan dengan wawancara
secara personal maupun komunal dengan masyarakat. Juga dengan melibatkan diri
dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan warga desa. Cara tidak langsung dilakukan
dengan memperhatikan dan mencermati kebiasaan-kebiasaan (perilaku dan kultur)
masyarakat.
Karena
pola pikir dan pola pemahaman dari masing-masing mahasiswa peserta KKN-PAR
kelompok 50 pasti berbeda, maka hasil observasi didiskusikan di dalam forum
evaluasi harian. Hal ini penting untuk menghindari bias informasi yang bisa
terjadi tanpa adanya evaluasi dan diskusi. Sehingga data yang didapatkan
sebagai hasil observasi berupa data yang valid dan akurat.
b. Trust
Building
Meskipun
sudah berusaha secara maksimal untuk mensosialisasikan KKN berpendekatan PAR
melalui baik secara door to door maupun melalui forum kegiatan
masyarakat semisal tahlilan, dibaan, dan kenduri, namun masyarakat masih belum
bisa lepas dari bayang-bayang KKN Konvensional. Tidak sedikit dari masyarakat
yang masih mempertanyakan bentuk fisik KKN-PAR. Kondisi ini membuat para
mahasiswa peserta KKN-PAR di desa
Limbangan berinisiatif untuk membuka jalan PAR dengan melakukan yang bersifat
konvensional. Lembaga pendidikan seperti MD, Play Group, Sekolah Dasar, dan
lembaga-lembaga lainnya yang ada di desa Limbangan menjadi sarana awal untuk
mengkonvensionalkan diri sehari-hari.
Selain
itu, momen tahlilan, posyandu dan jamiiyahan juga menjadi sarana. Inisiatif ini
penting karena berangkat dari aktivitas inilah para mahasiswa peserta KKN-PAR
bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Dapat dikatakan, KKN-PAR tidak
bisa berjalan lancar dan normal tanpa didasari KKN-Konvensional. Bahkan
berdasarkan fakta yang ada, kepercayaan masyarakat terhadap KKN-PAR mustahil
didapatkan tanpa melakukan aktifitas konvensional.
3. Identifikasi
Masalah dan Prosesnya
Setelah
mendapatkan pemahaman mendalam terhadap kondisi sosial masyarakat desa
Limbangan melalui proses observasi dan telah menjalani proses inkulturasi dan
upaya trust building, masalah-masalah yang ada di masyarakat Limbangan
dapat teridentifikasi dan terspesifikasi. Masalah-masalah tersebut meliputi
sektor agama, ekonomi, lingkungan dan pendidika secara
perseorangan maupun kelembagaan. Identifikasi masalah didapatkan oleh para
mahasiswa peserta KKN-PAR dengan cara melakukan wawancara dengan masing-masing
individu dari masyarakat, baik secara personal maupun komunal. Adapun proses
spesifikasi masalah diperoleh melalui forum musyawarah bersama masyarakat yang
diikuti oleh key person maupun non key person yang diundang untuk
mengikuti forum tersebut.
a. Wawancara
dengan Masyarakat
Sektor
wilayah desa
Limbangan merupakan desa terluas dari kecamatan Kersana, namun bukan berarti
menjadi halangan tersendiri bagi mahasiswa untuk proses identifikasi masalah.
Identifikasi masalah yang terdiri dari sektor keagamaan, ekonomi, lingkungan
dan pendidikan. Namun kelompok 50 mengkhususkan masalah pada masalah lingkungan
yang bersumber dari pembuangan sambah yang sembarangan.
b. Musyawarah
Bersama Masyarakat
Setelah
melakukan wawancara dengan individu-individu masyarakat yang menghasilkan data
akurat sehingga masalah yang ada di masyarakat dapat teridentifikasi, langkah
selanjutnya adalah melakukan spesifikasi dan perangkingan masalah. Langkah ini
dirupakan oleh para mahasiswa peserta KKN-PAR dengan menyelenggarakan
musyawarah bersama masyarakat yang melibatkan berbagai komponen masyarakat.
Musyawarah dengan masyarakat sengaja dikemas dalam lokakarya desa yang di
hadiri oleh para aparatur desa Limbangan mencakup RW dan RT, masyarakat desa
Limbangan, tokoh masyarakat Limbangan LPM, dan BPD.
Karena materi yang direncanakan untuk dibahas
cukup luas namun waktu yang dimiliki oleh masyarakat untuk bisa berkumpul
terbatas, musyawarah bersama masyarakat dilaksanakan dalam dua tahap. Materi
tahap pertama berupa pemetaan wilayah (Mapping); materi tahap kedua
berupa pembuatan Diagram Venn, Analisis Masalah, dan Matriks Ranking.
Dua tahap musyawarah bersama masyarakat ini terjabarkan sebagai berikut:
1) Mappping/Pemetaan
Pemetaan
desa adalah menggambar kondisi (fisik dan sosial) wilayah (desa, dusun, RT,
atau wilayah yang lebih luas) bersama masyarakat. Kegiatan
awal yang kami lakukan dalam pengkajian wilayah adalah membuat mapping/pemetaan
tentang desa Limbangan kecamatan
Kersana kabupaten Brebes
untuk mengetahui gambaran wilayah penelitian
2) Transektoral
Transektoral
adalah salah satu alat dalam melakukan penelusuran wilayah (transektoral).
Dengan kata lain transektoral merupakan teknik untuk memfasilitasi masyarakat
dalam pengamatan lingkungan dan keadaan sumberdaya dengan cara berjalan
menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati.
Dengan teknik
ini dapat diperoleh gambaran keadaan sumber daya alam masyarakat beserta
masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan, dan potensi-potensi yang ada.
Dalam
penelusuran wilayah kami menemukan beberapa hal, di antaranya area pesawahan, irigasi,
dan sarana dan prasarana dalam bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, jalan
dusun, peternakan, home industry
dan
fasilitas umum lainnya.
3) Diagram Venn
Diagram
Venn adalah teknik untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga
yang terdapat di desa Limbangan (dan lingkungannya) serta memfasilitasi diskusi
masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak apa yang berada di desa serta
menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingan untuk masyarakat dan manfaat
untuk masyarakat.
Desa
Limbangan merupakan daerah strategis di kecamatan Kersana, memiliki beberapa
instansi penting diantaranya sekolah, madrasah, pondok pesantren, kelompok
tani, Karang Taruna, dan kantor desa serta lembaga-lembaga yang terkait di
dalamnya seperti, LPM, BPD, PNPM Mandiri, Majelis Taklim. Selain itu, terdapat
juga pengusaha-pengusaha home industry yang bergerak di bidang pangan
seperti telor asin, dan
bidang pertanian seperti obat tani dan lain-lain. Di samping
instansi dan pengusaha, terdapat juga tenaga profesional seperti bidan, Ustadz,
dan guru.
4) Time
Line/Alur
Sejarah
Time
line adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui alur sejarah yang terjadi di
masyarakat dengan menggali peristiwa penting yang dialami pada kurun waktu
tertentu. Alur sejarah ini juga kami peroleh dari hasil wawancara dengan aparat
desa dan tokoh masyarakat. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data
mengenai beberapa sejarah yang pernah ada di desa Limbangan, data-data tersebut
yang kemudian kami buat menjadi sebuah time line.
5) Daily
Routine
Daily
Routine adalah kegiatan harian. Kegiatan harian yang kami
maksud adalah kegiatan harian masyarakat. Para petani pada umumnya berangkat ke
sawah pada pukul enam pagi. Siang harinya setelah istirahat mereka kembali ke
sawah hingga sore hari. Setelah makan dan shalat isya sebagian dari para petani
ada yang langsung tidur dan ada pula yang nonton TV.
6) Trend
and Change
Trend
and change adalah mengetahui gambaran adanya kecenderungan
umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan dan memfasilitasi masyarakat
untuk memperkirakan arah kecenderungan umum dalam jangka panjang serta
mengantisipasi kecenderungan tersebut.
Dari
tahun ke tahun hasil panen warga desa Limbangan tidak mengalami peningkatan,
walaupun panen 2/3 kali dalam satu tahun. Keadaan tersebut disebabkan karena
irigasi yang ada kurang baik dan mahalnya harga pupuk. Dari hasil temuan-temuan
permasalahan yang ada di masyarakat itulah yang kemudian dijadikan data untuk
pembuatan mapping, transektoral, matrik ranking papan catur, matrik penyelesaian masalah, pohon
masalah, pohon tujuan, diagram venn, dan lain-lain. Sebagai kinerja 10 hari
pertama kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
B.
Bentuk Kegiatan
Hasil dari temuan-temuan di masyarakat
kemudian diangkat dan didiskusikan bersama masyarakat melalui media-media
rapat, masyarakat sendirilah yang menentukan penyelesaian masalah yang
difasilitasi oleh mahasiswa KKN, teknik pengkajian dilakukan dengan cara
observasi langsung atau mencari data dari masyarakat di desa Limbangan
Teknik yang digunakaan dalam metode ini
antara lain teknik obrolan ringan yaitu pembicaraan yang bersifat informal yang
ditunjukkan untuk saling mengidentifikasi dan saling mengungkapkan berbagai
perasaan dan kebutuhan yang dirasakan mendesak diselesaikan, dan teknik
konseling yaitu realisasi pertolongan yang ditunjukkan untuk membantu berbagai
masalah, kesulitan, hambatan dari masyarakat, dan teknik pencairan yang
digunakan dalam membantu dan menciptakan suasana kebersamaan, keeratan dan
keakraban, senasib sepenanggungan bersama masyarakat, serta teknik
penggalian potensi yakni bersama masyarakat agar mampu menggali masalah dan
potensi yang ada.
Bentuk dan proses kegiatan memang tidak
sepenuhnya mendapat tanggapan yang responsif dari masyarakat setempat di desa
Limbangan dengan adanya aksi dari mahasiswa KKN, pada dasarnya masyarakat
terbantu dengan adanya mahasiswa KKN IAIN Syekh Nurjati Cirebon, masyarakat
merasa terbuka dengan cara berfikir dalam manggapai dan menyelesaikan masalah
yang ada di masyarakat desa Limbangan dengan adanya analisis yang cukup matang
sehingga masyarakat mampu menyelesaikan masalah yang ada.
Berdasarkan hasil pengamatan dan masalah
yang kita angkat dalam lokakarya desa mengenai lingkungan yang berfokus pada
pembuangan sampah yang sembarangan, sehubungan dengan itu maka kami mahasiswa
KKN kelompok 50 IAIN Syekh Nurjati Cirebon berdasarkan musyawarah bersama mengharapkan
agar di tahun 2019 nanti pengelolaan sampah desa Limbangan dapat berlangsung
dengan baik dikarenakan telah masuk ke dalam anggaran desa.
Jadwal
dan Cara Penggalian Informasi
Jadwal
Kegiatan KKN :
No.
|
Nama
Kegiatan
|
Waktu
|
A.
|
Persiapan
|
14
Mei- 10 Juli 2018
|
1.
|
Pendaftaran
Peserta
|
14
Mei -25 Mei 2018
|
2.
|
Pembagian
kelompok DPL dan lokasi KKN
|
27
Juni 2018
|
3.
|
Workshop
atau pembekalan DPL KKN
|
25
Juni -28 Juni 2018
|
4.
|
Workshop
atau pembekalan mahasiswa KKN
|
2
Juli- 4 Juli 2018
|
5.
|
Konsolidasi
DPL dan kelompok
peserta KKN
|
2
Juli- 6 Juli 2018
|
6.
|
Survey
Lokasi KKN Mahasiswa
|
7-
8 Juli 2019
|
7.
|
Pembagian
perlengkapan KKN
|
9
Juli 2018
|
8.
|
Penerjunanan
mahasiswa KKN
|
10
Juli 2018
|
B.
|
Pelaksaan
|
10- 19 Agustus 2018
|
1.
|
Pelepasan
perserta dan pembukaan KKN
|
10 Juli 2018
|
2.
|
Silaturahim ke
rumah ketua RW
|
11 Juli 2018
|
3.
|
Pembagian
Divisi
|
12 Juli 2018
|
4.
|
Silaturahim
dengan ibu PKK
|
13 Juli 2018
|
5.
|
Kegiatan
Posyandu
|
14 Juli 2018
|
6.
|
Lari pagi,
senam, dan piket bersama
|
15 Juli 2018
|
7.
|
Berkunjung ke
sekolah, puskesmas, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan warga lainnya
|
16-18 Juli
2018
|
8.
|
Evaluasi dan
mengangkat masalah LokDes
|
19-22 Juli
2018
|
9.
|
Konsolidasi
dengan DPL
|
23 Juli 2018
|
10.
|
Persiapan
LokDes
|
24 Juli 2018
|
11.
|
Lokakarya
tingkat desa
|
25
Juli 2018
|
12.
|
Evaluasi
LokDes
|
26-28 Juli
2018
|
13.
|
Kunjungan DPL
|
29 Juli 2018
|
14.
|
Memverifikasi
data GKB (Gerakan Kembali Bersekolah)
|
30-31 Juli
2018
|
15.
|
Rekap data GKB
|
1 Agustus 2018
|
16.
|
Follow up dari
LokDes
|
2-8 Agustus
2018
|
17.
|
Lokararya
tingkat kecamatan dan
kunjungan DPL
|
9
Agustus 2018
|
18.
|
Persiapan dan
pelaksanaan kegiatan kemerdekaan 17
Agustus
|
10-18 Agustus
2018
|
19.
|
Perpisahan KKN
di desa Limbangan
|
19 Agustus
2018
|
20.
|
Lokakarya
Kabupaten
|
20 Agustus
2018
|
21.
|
Penutupan/
penarikan peserta KKN
|
20
Agustus 2018
|
C.
|
Kegiatan
Akhir
|
20
Agustus-30 November
|
1.
|
Bimbingan
penulisan akhir KKN
|
20-31
Agustus 2018
|
2.
|
Pengumpulan
laporan akhir
|
3-7
September 2018
|
3.
|
Presentasi
laporan hasil KKN
|
12-14
september 2018
|
4.
|
Revisis
Laporan
|
15-
21 September
|
5.
|
Penilaian
akhir DPL dan penilaian laporan
|
24-15
September 2018
|
6.
|
Pengumuman
nilai
|
11-
22 Oktober 2018
|
7.
|
Rapat
evaluasi dan refleksi
|
22
Oktober 2018
|
8.
|
Pembagian
sertifikat
|
01
– 30 November 2018
|
Penggalian
Informasi yang dibutuhkan diperoleh dengan melakukan :
1. Observasi
langsung kelapangan pada objek, kejadian, serta proses hubungan masyarakat dan
mencatatnya.
2. Wawancara
dengan menggunakan obrolan ringan bersama warga dan survei langsung.
3. Pengkajian
data dokumenter yang ada di pemerintahan
desa serta melakukan konsultasi pada orang-orang yang relevan yang termasuk
pemegang otoritas formal dan non formal dalam komunitas.
4. Teknik
diskusi antar beberapa orang untuk membicarakan yang merupakan persoalan bagi
mereka tanpa mereka sadari, serta masalah yang dihadapi yang bersifat khusus
secara lebih mendalam untuk kemudian bersama-sama melakukan dan mencari solusi
atas semua persoalan tersebut.
C. Kesulitan/Hambatan
Adanya pandangan masyarakat mengenai
aktivitas mahasiswa KKN dengan metode konvensional merupakan salah satu
kesulitan yang kami temui. Tampaknya paradigma tersebut sudah mendarah daging
di masyarakat, sehingga kami harus dengan sangat hati-hati dan sabar
menjelaskan perbedaan metode KKN dulu dengan KKN sekarang. KKN dulu menempatkan
mahasiswa sebagai pengganti beberapa orang yang secara kebiasaan melakukan
“aktivitas” kemasyarakatan dan juga para mahasiswa seolah mendapat tuntutan
untuk memperbaiki dan membangun sarana fisik. Sementara KKN sekarang menempati
mahasiswa hanya sebagai fasilitator dalam memecahkan masalah yang ditemukan di
masyarakat dan melakukan penelitian di
samping
melakukan pengabdian.
Dalam model KKN tahun sekarang juga,
ditekankan mahasiswa bersama masyarakat untuk belajar bersama-sama mengenai
apapun, meskipun pada awalnya masyarakat tidak begitu merespon dengan baik
namun setelah kami menjelaskan kepada masyarakat mereka pun dapat merespon
dengan baik dengan adanya mahasiswa KKN di
sini.
Hal ini terbukti dengan masyarakat mempercayakan kami sebagai fasilitator dalam
berbagai kegiatan yang ada di desa Limbangan, di mana kami hanya sebagai
fasiltator dalam memecahkan permasalahan yang ada di desa.
Selain kesulitan-kesulitan di atas kami juga terkendala akan
kondisi sosial
budaya masyarakat sekitar. Bahasa sehari-hari masyarakat yang menggunakan
bahasa jawa membuat kami kesulitan saat wawancara dengan mereka, hal ini
terjadi karena kami kebanyakan berasal dari daerah yang tidak biasa menggunakan
bahasa jawa. Selain itu perbedaan aliran agama dalam kultur agama Islam yang beranekaragam
cukup membuat kami kebingungan dalam menentukan sikap.
BAB IV
ANALISIS KRITIS HASIL TEMUAN
A. Temuan-Temuan
Sesuai dengan observasi yang kelompok lakukan di lapangan,
kami melihat kondisi yang ada di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes,
yaitu sangat memprihatinkan karena belum optimalnya pengelolaan sampah di desa.
Hal ini dapat dilihat dari temuan banyaknya sampah-sampah yang dibuang ke
sungai-sungai yang ada di tiap RW juga terdapatnya oembakaran sampah di setiap
rumah yang menyebabkan tersebarnya asap kemana-mana sehingga terjadi polusi
yang lebih lanjut menyebabkan pernapasan terganggu karna tidak dapat menghirup
udara segar dan banyaknya masarakat yang terkena penyakit Ispa, tidak hanya
masyarakat yang berusia dewasa saja, bahkan masyarakat yang berusia tua dan
golongan usia bawah atau anak-anak juga terkena. Maka tim KKN merencanakan
membuat sebuah program untuk meningkatan kesadaran masyarakat untuk mengelola
sampah dengan baik dan benar dan
mengadakan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah.
Setelah melihat masalah yang ada di desa Limbangan kecamatan
Kersana kabupaten Brebes terutama dalam hal keadaan masyarakat yang tidak sadar
akan pentingnya mengelola sampah dengan baik dan benar agar samapah tidak
menjadi sumber bencana, yang kemudian pada Lokakarya Desa sebagian besar
masyarakat dan aparatur desa memilih permasalahan pengelolaan sampah
sebagai suatu permasalahan yang sangat urgen untuk dicarikan solusinya. Dan
lewat program bersih-bersih lingkungan dan pengadaan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah diharapkan
masyarakat bisa sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Bersama Bapak
Ahmad Jupri selaku Pjs. Kepala Desa Limbangan, Bapak Eko selaku sekretaris desa
Limbangan, diharapkan hal ini dapat menjadi pemicu awal serta memotivasi agar
masyarakat desa dan aparataur desanya dapat berbuat sesuatu untuk mengatasi
permasalahan pengelolaan sampah ini.
B. Analisis Masalah
1. Masalah Utama
Dari inti masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
yang menjadi masalah utamanya adalah sebagai berikut:
a.
Kurangnya kesadaran dan pemahaman
masyarakat terhadap lingkungan
b.
Kurangnya kesadaran dan pemahaman
masyarakat terhadap pengelolaan sampah
c.
Sampah yang dibuang ke sungai
d.
Tidak adanya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah
2. Prioritas Program
Dengan melihat masalah-masalah yang ada
berdasarkan analisis kami dan kesepakatan dengan pihak yang bertanggung jawab
tentunya bersama masyarakat sekitar dan
aparatur desa, kami memprioritaskan program yang sudah direncanakan dan disepakati
dengan tujuan untuk mengkomunikasikan informasi mengenai pengelolaan sampah dan
meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat desa Limbangan terhadap lingkungan serta membantu pengambil keputusan menentukan tindakan
yang diperlukan untuk memperbaiki pengelolaan sampah seoptimal mungkin, di antaranya
sebagai berikut:
A. Mengupayakan
adanya pertemuan antara aparat desa, LPM, BPD, tokoh masyarakat dan perwakilan
masyarakat yang ada dan yang paling utama adalah Dinas Pengelola Lingkungan Hidup kabupaten Brebes yang ada di wilayah tersebut
B. Mengadakan kerja bakti dan bersih-bersih lingkungan.
C. Mengadakan
penyuluhan ataupun sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik
dan benar di desa Limbangan
D. Melanjutkan
program yang sudah ada dan memberikan tindak lanjut terhadap permasalahan
tersebut.
E.
Mengusulkan dipercepatnya realisasi
kegiatan-kegiatan yang sudah diprogramkan
3. Tingkat Kesiapan Masyarakat
Dengan diadakannya pertemuan antara pihak bertanggung
jawab mengenai masalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan
sampah desa Limbangan, maka warga dan pihak terkait di dalamnya siap mencari
solusi. Oleh karena itu dengan adanya program tersebut di atas kami (mahasiswa
KKN) mendapatkan respon yang baik dari masyarakat (perwakilan masyarakat
setempat) dan secara bersama-sama merumuskan kegiatan yang selanjutnya perlu
dilakukan.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah terjadinya interaksi dengan masyarakat di
lokasi kegiatan KKN dan apa yang telah kita rasakan di lapangan yaitu hanya 41
hari ini jelas sangat kurang untuk melakukan sebuah program yang benar-benar
dirasakan oleh masyarakat setempat, untuk itu kami peserta KKN meminta kepada
masyarakat, bila KKN ini sudah selesai maka permasalahan-permasalahan yang ada
di desa Limbangan yang bersifat urgen dalam hal ini mengenai persoalan sampah
agar kemudian bisa dikelola dengan baik dan benar oleh masyarakat desa
setempat, sehingga sampah bukan hanya menjadi sumber masalah dan malapetaka
bencana tetapi dapat menjadi sumber penghasilan serta potensi ekonomi bagi
masyarakat desa setempat.
B.
Harapan Masyarakat
Setelah Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon
mengadakan lokakarya desa, permasalahan dan solusipun telah dibahas. Masyarakat
setempat berharap atas segala persoalan yang telah ditemukan mahasiswa mampu
memberikan sedikit sentuhan dari solusi yang diberikan oleh permasalahan itu
sendiri dan masyarakat setempatpun berharap agar desa Limbangan menjadi desa
yang lebih baik lagi dari segi kebersihannya, kerapihannya dan lain sebagainya.
Setelah pelaksanaan KKN ini, diharapkan masyarakatpun ikut dalam membangun desa
Limbangan khususnya dalam pembuangan sampah yang menjadi progam unggulan pada
kegiatan KKN.
C.
Rekomendasi
Berdasarkan hasil dari lokakarya tingkat desa (desa Limbangan), maka untuk menyelesaiakan permasalahan tentang pengelolaan sampah
tersebut kami merekomendasikan beberapa hal untuk menjadi bahan pertimbangan
kepada pihak-pihak yang terkait di desa Limbangan. Adapun rekomendasi tersebut dibagi kedalam dua cara, yaitu rekomendasi
teknis dan strategis.
1. Rekomendasi Teknis
Rekomendasi
teknis ini adalah hal-hal yang bersifat praktis yang perlu diselesaikan
masyarakat. Adapun hal-hal itu adalah mengadakan musyawarah bersama masyarakat
mengenai permasalahan sampah di desa Limbangan ini agar bisa dikelola dengan
baik dan benar oleh masyarakat dan pemerintah desa sebagai penentu kebijakan,
dan dengan program untuk penyadaran kepada masyarakat tentang betapa
pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar di desa Limbangan, baik
melalui optimalisasi penyuluhan ataupun sosialisasi tentang pengelolaan sampah
yang baik dan benar.
2. Rekomendasi Strategis
Rekomendasi
strategis adalah hal-hal yang terkait dengan kebijakan pemerintah daerah,
perguruan tinggi dan instansi-instansi lain. Rekomendasi strategis yang
berkaitan dengan diberlakukannya UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah maka diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan tepat untuk
dikembangkan di perkotaan dan perdesaan sehingga kualitas kesehatan, kualitas
lingkungan dapat ditingkatkan serta sampah dapat menjadi sumber daya yang dapat
dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa setempat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar