Kamis, 27 September 2018

Laporan KKN Metode PAR (Partisipatory Action Research)

LAPORAN KELOMPOK
KULIAH KERJA NYATA (KKN)
ANGKATAN XXV
“Upaya Meningkatakan Kesadaran Masyarakat Terhadap Pentingnya Pengelolaaan Sampah Di Desa Limbangan Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes
Description: E:\KKN50\Logo Warna.jpg
Disusun Oleh:
Ahmad Fauzan Nadji Ullah         1415203006
Ambar Sulistya Subagja              1415306010
Fitri Nuryani                                 1415202031
Fitriana                                          1415201021
Hilal Faqihuddin                           1415101053
Ibnu Khafid                                  1415203056
Indah Al Riyani                            1415202041
Minhatul Maula                            1415203088
Muhammad Adib Sanaya            1415304038
Muhammad Yasir Arafah           1415109012
Rina Gunawan                              1415302066
Sheila Nur Afifah                         1415103119
Sindi Fermatasari                         1415107063
Uswatun Khasanah                      1415306071
Weni Santiani                                1415105135
Yayah Fikriyah                             1415110041
Kelompok : 50
Desa/Kecamatan/Kabupaten: Limbangan/Kersana/Brebes
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT
(LPPM)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2018


LEMBAR PENGESAHAN
            Laporan kelompok ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan Kuliah Kerja Nyata (KKN) XXV semester genap tahun akademik 2017/2018 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon di Desa Limbangan Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes.
           

Disahkan pada……………….. 2018


Dosen Pembimbing Lapangan,                                   Penguji,




Dr. H. Taqiyuddin, M.Pd                                        
NIP. 19630522 199403 1 003                                                NIP.


Mengesahkan
Ketua LPPM,



Dr. H. Bambang Yuniarto, M.Si
NIP. 19630618  199603 1 001












KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan sehingga kami dapat melaksanakan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) XXV Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon tahun akademik 2017/2018 sampai laporan ini kami susun.
Shalawat serta salam senantiasa kami curahkan hanya kepada junjungan kita nabi Muhammad saw. sebagai qudwah hasanah kita, serta keluarga, sahabat, tabi’in, dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) XXV mempunyai nilai penting bagi peningkatan kesadaran untuk memenuhi kebutuhan, potensi, dan strategi pemenuhan kebutuhan lainnya dalam kehidupan bermasyarakat, yang akan berdampak terhadap perubahan, dinamika sosial, pendidikan, ekonomi, budaya, dan politik. Oleh karenanya, pelaksanaan KKN XXV harus dapat diikuti dengan sebaik-baiknya oleh mahasiswa sehingga dapat mewujudkan kemandirian dan keadaban dalam belajar bersama masyarakat dengan mengacu pada teknik PAR (Participatory Action Research) yang telah dilaksanakan pada tanggal 10 Juli sampai 20 Agustus 2018 bertempat di Desa Limbangan Kecamatan Kersana  Kabupaten Brebes.
Dalam pelaksanaan KKN XXV tersebut, kami tidak lepas dari pengarahan, bimbingan, dan bantuan-bantuan dari berbagai pihak. Maka sepatutnya kami menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat Bapak/ Ibu:
1Prof. Dr. H. Sumanta, M.Ag., Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon
2.  Dr. H. Bambang Yuniarto, M.Si., Ketua LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat)/Penanggung Jawab IAIN Syekh Nurjati Cirebon
3.  H. Agung, M.Ag., Ketua LPPM/Penanggung Jawab Kepala Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat/Letua Panitia Pelaksana KKN XXV IAIN Syekh Nurjati Cirebon
4Koordinator Evaluasi dan Lokakarya KKN XXV IAIN Syekh Nurjati Cirebon
5Koordinator Pembekalan dan Pendampingan KKN XXV IAIN Syekh Nurjati Cirebon
6.    Dr. H. Taqiyuddin, M.Pd., Dosen Pembimbing Lapangan Kelompok 50
7.  Ahmad Jupri, selaku Pjs. Kepala Desa Limbangan beserta Aparat pemerintahan desa  Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes
8Dan semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan KKN XXV di desa  Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes
Kami menyadari dalam penyusunan Laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan, semua itu karena keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penyusunan natinya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi semua.



                                                                                   Cirebon, Agustus 2018
                                                                                               Penyusun













DAFTAR ISI
LEMBARPENGESAHAN ........................................................................   i
KATA PENGANTAR ...............................................................................   ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................   iv
BAB I PENDAHULUAN
A... Latar Belakang .....................................................................................   1
B... Potensi dan Identifikasi Masalah .........................................................   3
C... Tujuan dan Target ................................................................................   4
D... Waktu dan Tempat Pelaksanaan ..........................................................   6
E.... Peserta ..................................................................................................   6
BAB II PERSIAPAN PENGKAJIAN WILAYAH
A... Persiapan Lokasi ..................................................................................   7
B... Pembentukan Tim PAR .......................................................................   9
C... Pengkajian Data Sekunder ...................................................................   10
D... Hasil Pengkajian Program dan Kebijakan Lembaga ............................   10
BAB III PELAKSANAAN PENGKAJIAN WILAYAH
A... Tahap-Tahap Riset Aksi .......................................................................   12
B... Bentuk Kegiatan ..................................................................................   19
C... Kesulitan /Hambatan ............................................................................   21
BAB IV ANALISIS KRITIS HASIL TEMUAN
A... Temuan-Temuan ...................................................................................   23
B... Analisis Masalah ..................................................................................   24
BAB V PENUTUP
A.    Kesimpulan ...........................................................................................   26
B.     Harapan Masyarakat .............................................................................   26
C... Rekomendasi ........................................................................................   26
LAMPIRAN-LAMPIRAN




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Segala puja dan puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kepada Allah swt. yang telah menciptakan alam dan segala isinya, dengan segala kesempurnaan yang melengkapinya. Sholawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad saw. yang senantiasa memberikan suri tauladan dan kedamaian di dalam hati kita.
Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbunan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan. Meningkatnya volume timbunan sampah memerlukan pengelolaan. Pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan selain akan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan juga akan sangat mengganggu kelestarian fungsi lingkungan baik lingkungam pemukiman, hutan, persawahan, sungai dan lautan.
Berdasarkan Undang-undang No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Pengelolaan sampah dimaksudkan adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Berdasarkan sifat fisik dan kimianya sampah dapat digolongkan menjadi: 1) sampah ada yang mudah membusuk terdiri atas sampah organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan lain-lain; 2) sampah yang tidak mudah membusuk seperti plastik, kertas, karet, logam, sisa bahan bangunan dan lain-lain; 3) sampah yang berupa debu/abu; dan 4) sampah yang berbahaya bagi kesehatan, seperti sampah berasal dari industri dan rumah sakit yang mengandung zat-zat kimia dan agen penyakit yang berbahaya.
Sampah adalah merupakan sesuatu yang harus dibuang. Paradigma pengelolaan tersebut sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga perlu menjalankan prinsip manajemen sampah sesuai konteks pembangunan berkelanjutan. Sampah yang dibuang harus diolah atau dibatasi sampai pada tingkat tidak melebihi daya dukung lingkungan.
Untuk mewujudkan kota dan desa bersih dan hijau, pemerintah telah mencanangkan berbagai program yang pada dasarnya bertujuan untuk mendorong dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sampah. Program Adipura misalnya pada tahun 2007 telah mampu mengantarkan provinsi Bali menjadi provinsi Adipura karena semua kabupaten dan kota di Bali telah berhasil mendapatkan Anugerah Adipura. Walaupun telah mendapat Adipura bukan berarti tidak terdapat permasalahan sampah, apresiasi pemerintah dan masyarakat selalu dituntut untuk melakukan pengelolaan sampah sehingga pada gilirannya sampah dapat diolah secara mandiri dan menjadi sumberdaya.
Sampah hendaknya dipandang sebagai sebuah potensi ekonomi antara lain sebagai bahan baku daur ulang, kompos atau pupuk organik hingga sebagai sumber energi alternatif. Berdasarkan latar belakang di atas dan berdasarkan hasil lokakarya desa, kami mahasiswa KKN Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon bekerjasama dengan aparatur desa Limbangan bermaksud untuk melakukan sebuah upaya untuk memberikan penyadaran kepada masyarakat terhadap pentingnya untuk mengelola sampah agar sampah bukan hanya menjadi suatu permasalahan yang sulit dipecahkan tetapi menjadi sesuatu masalah yang menjadi pemahaman, seperti masalah yang terjadi di desa Limbangan begitu banyaknya sampah berserakan dimana-mana yang tidak terkendali karena tidak disediakannya TPS (Tempat Pembuangan Sementara) dan sungai dijadikannya sebagai TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sehingga ketika musim hujan terjadinya banjir kecil, selain itu pembakaran sampah yang sering dilakukan masyarakat Limbangan yang menyebabkan mewabahnya penyakit Ispa dan batuk-batuk ringan.
Pemahaman yang harus dimiliki oleh warga bahwa betapa pentingnya untuk mengelola sampah dengan baik dan benar. Upaya penyadaran betapa pentingnya pengelolaan sampah ini agar timbul pemahaman masyarakat tentang sampah yang bukan hanya dipahami bahwa sampah hanya selalu berdampak negatif saja, tetapi dapat berdampak positif jika dikelola atau dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes. Selain jika pengelolaan sampah dilakukan dengan baik dan benar bukan hanya lingkungan saja yang bersih, sehat dan nyaman tetapi sampah juga dapat menjadi potensi ekonomi masyarakat desa Limbangan antara lain sebagai bahan baku daur ulang, kompos atau pupuk organik hingga sebagai sumber energi alternatif.
B.     Potensi dan Identifikasi Masalah
Selama melaksanakan kegiatan KKN di desa Limbangan, kami menemukan beberapa masalah yang menonjol yang dirasakan oleh masyarakat. Masalah-masalah itu adalah sebagai berikut:
1.  Bidang Kesehatan dan Lingkungan
a.    Belum adanya TPS (Tempat Pembuangan Sementara)
b.    Belum adanya TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
c.    Pembakaran sampah di setiap rumah warga sebagai solusi terakhir
d.   Banyaknya warga Limbangan yang terserang penyakit Ispa
2.  Bidang Pendidikan
a.    Kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan
b.    Kurangnya faktor financial yang menyebabkan siswa putus sekolah dan memilih bekerja di luar kota
c.    Kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya pendidikan
3.  Bidang Sosial
a.    Pergaulan remaja yang terkadang masih suka mabuk-mabukkan
4.  Bidang Politik
a.    Figur Kepala Desa sangat dibutuhkan oleh masyarakat desa
b.    Kurangnya kehangatan hubungan emosional antara aparat desa dengan masyarakat desa serta tokoh masyarakat dan tokoh agama
5.  Bidang Ekonomi
a.    Kurang terperdayanya usaha mandiri
b.    Banyaknya penghasilan minim dan tidak tetap
6.  Bidang Keagamaan
a.    Minimnya tenaga pengajar madrasah secara kuantitas
b.    Minimnya jumlah madrasah yang ada serta sarana dan prasarananya
7.  Bidang Pertanian
a.    Semakin banyaknya tanah sawah yang bukan milik sendiri sehingga mereka menyewa dan mengelolanya
b.    Mahalnya harga pupuk kimia dan harga jual hasil tani yang murah
c.    Gagal panen karna faktor cuaca maupun hama
Adapun temuan-temuan lain di desa Limbangan yang mencakup sarana transportasi, pendidikan, kesehatan, dan ekonomi sebagai berikut:
1.  Di desa Limbangan memiliki 4 Masjid dan banyak Mushola sebagai tempat peribadatan masyarakat sekitarnya.
2.  Terdapat juga banyak majelis sebagai tempat untuk belajar ilmu agama bagi para masyarakat desa dan sekitarnya.
3.  Home Industry yang ada di desa Limbangan adalah home industry obat tani, telor asin dan bawang.
4.  Di desa Limbangan terdapat 1 TK Pertiwi, 4 SD Negeri, 1 MI, SMP Negeri 3 Kersana, dan SMK Bisma.
5.  Terdapat juga satu puskesmas pembantu Limbangan kecamatan Kersana.
C.    Tujuan dan Target
Tujuan dari kegiatan KKN yang dilaksanakan di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes:
1.    Mahasiswa sebagai fasilitator mengupayakan untuk melakukan pemberdayaan untuk perubahan yakni melakukan penyuluhan tentang pentingnya pengelolaan sampah dengan baik dan benar, sehingga masyarakat menjadi lebih bijak dalam menanggapi tentang persoalan sampah, serta bagi mahasiswa KKN dapat menjadi alternatif riset Islam dan pemberdayaan masyarakat di tengah dinamika masyarakat.
2.    Mahasiswa bersosialisasi dengan masyarakat untuk mengenali dan belajar bersama masyarakat selama 41 hari serta sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa dalam memahami permasalahan yang berkembang dalam masyarakat secara umum dan nyata.
3.    Dengan adanya KKN ini, melakukan perubahan yang paragdigmatik dan gerak nyata baik dari mahasiswa maupun dari masyarakatnya sendiri kearah yang lebih baik dalam pemberdayaan masyarakat yang partisipatif dalam pengelolaan sampah yang baik dan benar sehingga hasil dari pengelolaan sampah yang baik dan benar  lingkungan akan menjadi bersih, sehat, asri, indah dan nyaman selain itu pengelolaannya dapat menjadi potensi ekonomi dalam membangun usaha mandiri atau kelompok di desa Limbangan.
Target yang diharapkan adalah :
1.    Adanya perubahan paradigma masyarakat dalam memahami persoalan tentang  sampah.
2.    Mendapat perhatian dari semua pihak yang terlibat dalam perencanaan pengelolaan sampah.
3.    Masyarakat menyadari tentang persoalan-persoalan yang ada di desa Limbangan sesuai dengan potensi yang tersedia dan mereka mampu mencari jalan keluarnya, sehingga masyarakat dapat merespon perubahan yang cepat dan tepat.
4.    Mahasiswa sebagai fasilitator melalui dan bersama masyarakat sebagai partisipan diharapkan agar mampu mengenali dan melakukan perubahan kearah yang baik menjadi lebih baik, sehingga temuan yang didapat bermanfaat sesuai dengan kebutuhan masyarakat, pemerintah, dan perguruan tinggi secara partisipatif.




D.    Waktu dan tempat Pelaksanaan
1.  Waktu
Kegiatan ini berlangsung selama 41 hari dimulai pada tanggal 10 Juli 2018 sampai dengan 20 Agustus 2018.
2.  Tempat
Bertempat di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes provinsi Jawa Tengah, Indonesia.
E.     Peserta
Peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini yaitu seluruh mahasiswa semester VI Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon. Dalam penugasannya panitia LPPM membgai menjadi 94 kelompok yang berarti 94 desa di 5 kecamatan yang ada di kabupaten Brebes. Dan adapun kelompok kami adalah kelompok 50 yang beranggotakan 16 mahasiswa, yaitu:
1.        Ahmad Fauzan Nadji Ullah, sebagai Koordinator Desa
2.        Ibnu Khafid, sebagai Wakil Koordinator Desa
3.        Minhatul Maula, sebagai Sekretaris
4.        Sindi Fermatasari, sebagai Bendahara
5.        Ambar Sulistya Subagja, sebagai Divisi Lingkungan
6.        Fitri Nuryani, sebagai Divisi Pendidikan
7.        Fitriana, sebagai Divisi Pendidikan
8.        Hilal Faqihuddin, sebagai Divisi Keagamaan
9.        Indah Al Riyani, sebagai Divisi Humas
10.    Muhammad Adib Sanaya, sebagai Divisi Humas
11.    Muhammad Yasir Arafah, sebagai Divisi Keagamaan
12.    Rina Gunawan, sebagai Divisi Humas
13.    Sheila Nur Afifah, sebagai Divisi Pendidikan
14.    Uswatun Khasanah, sebagai Divisi Keagamaan
15.    Weni Santiani, sebagai Divisi Pendidikan
16.    Yayah Fikriyah, sebagai Divisi Lingkungan
BAB II
PERSIAPAN PENGKAJIAN WILAYAH
A.    Persiapan Lokasi
Dalam pelatihan yang berlangsung dari mulai workshop sampai terjun ke lapangan kelompok mempelajari banyak hal mengenai metode PAR (Participatory Action Research) yaitu pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat yang dilandasi penelitian untuk memberdayakan masyarakat (fasilitator), yang di dalamnya terdapat pembuatan teknik-teknik PAR seperti Mapping: untuk mengetahui gambaran wilayah yang diteliti, Transectoral: untuk mengetahui SDA dan SDM di wilayah tersebut, Diagram Venn: untuk mengetahui hubungan institusional dengan masyarakat, Pohon Masalah: untuk mengetahui masalah yang sistemik yang ada di masyarakat, Pohon Tujuan: untuk memberikan solusi akan tindak lanjut masalah yang hadir, dan Action Plan: suatu tindakan nyata yang dilakukan setelah terangkatnya sebuah masalah.
Persiapan diawali dengan proses sosialisasi dengan tujuan untuk melahirkan kepercayaan, keterbukaan, dan kekeluargaan antara mahasiswa dengan masyarakat. Teknik-teknik yang telah dipaparkan di atas tidak terlepas dari observasi bertujuan untuk mengetahui keadaan lokasi di desa Limbangan yang selanjutnya diaplikasikan secara langsung dengan menggunakan metode PAR, yakni dengan menyusun teknik-teknik PAR bersama masyarakat di desa Limbangan dengan memberdayakan sumber daya guna masyarakat di desa Limbangan secara tepat dan strategis.
Data wilayah umum desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes, seperti data wilayah, data penduduk, data ekonomi, data pendidikan, data kesehatan antara lain sebagai berikut:
1.  Data Umum
Batas Wilayah desa Limbangan
a.    Sebelah Utara                : Desa Tegongan
b.    Sebelah Barat                : Desa Kemukten
c.    Sebelah Timur                : Jln Raya Pejagan-Ketanggungan (Desa Sutamaja)
d.   Sebelah Selatan             : Desa Dukuh Tengah
Sarana Penduduk Desa Limbangan
a.    Perkantoran 1 buah
b.    Sekolah/lembaga pendidikan 13 buah, yakni terdiri atas 1 PAUD, 1 TK, 4 SD, 1 MI, 4 MD,  1 SMP, dan 1 SMK.
c.    Tempat peribadatan: Masjid 4 buah dan Mushola 14 buah terletak di semua wilayah desa Limbangan
d.   Lapangan olahraga: 1 lapangan sepakbola, 2 bulu tangkis, dan 1 lapangan bola volley.
2.  Pemerintahan
Desa Limbangan kecamatan Kersana yang penduduknya berjumlah 4.411  jiwa terdiri atas 7 RW. Dan desa Limbangan terdiri dari 53 Rukun Tetangga (RT) yang diantaranya mempunyai tugas dan peran masing-masing seperti pendataan warga miskin, pendistribusian jatah raskin, BLT dan lain sebagainya.
Desa Limbangan telah mengalami 8 pergantian kepala desa. Diantara nama-nama Kepala Desa desa Limbangan yaitu Bapak Wantijan (1950-1963) sebagai Kepala Desa pertama, Bapak Karwiyah (1963-1977), Bapak Daryono (1977-1991),  Bapak Saryo (1991-1997), Bapak Edi Sutanto (1997-2003), Bapak Ahmad Jupri (2003-2004), Bapak Tarjono (2004-2016), sekarang dijabat oleh Pjs. Bapak Ahmad Jupri.
3.  Keadaan Sosial Ekonomi
Warga desa Limbangan mempunyai beberapa profesi yang ditekuninya sebagai mata pencaharian pokok, diantaranya: Petani, Buruh tani, Karyawan perusahaan swasta, Pedagang Keliling, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Peternak, Montir, Bidan/Perawat Swasta, TNI, POLRI, Pengusaha besar, kecil dan menengah, Pekerja TKI ke luar negeri, dan Seniman. Dari segi perekonomian warga desa Limbangan hidup sederhana. Rata-rata mayoritas perekonomian warga desa Limbangan yakni menengah ke bawah dan hanya sebagian kecil yang berperekonomian menengah ke atas.
4.  Data Kesehatan
Adanya kegiatan posyandu yang diadakan setiap bulannya pada setiap tanggal 13. Karena letak antar daerah yang berjauhan maka posyandu pun dibagi menjadi 7 posyandu yaitu di setiap RW.
B.     Pembentukan Tim PAR
Dalam pembentukan kelompok KKN XXV  kami mahasiswa IAIN Syekh Nurjati dibentuk kelompok, lokasi serta Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), menurut ketentuan dan kualifikasi yang ditetapkan oleh lembaga.
Untuk itu kami kelompok 50 KKN XXV yang di tempatkan di Desa Limbangan dengan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. H. Taqiyuddin, M.Pd. Sebelum terjun ke lokasi peserta KKN mendapatkan pengarahan materi KKN atau Workshop dengan menggunakan teknik Participatory Action Research (PAR) selama 3 hari yaitu dari tanggal  2-4 Juli 2018 oleh Dosen Drs. Sopwan Mulyawan, M.Ag ini dikakukan agar para peserta memahami apa yang harus dilakukan bila sudah tiba di lokasi. Adapun tema KKN sekarang adalah: “Belajar Bersama Masyarakat”.
Fasilitator dan Partisipan
Fasilitator merupakan orang yang memfasilitasi proses kegiatan sampai selesai agar lebih mudah, dan juga mengidentifikasi permasalahan yang dilakukan di mana mahasiswa KKN hanya bertugas sebagai fasilitator dan masyarakat desa Limbangan sebagai partisipan dalam memecahkan masalah-masalah yang ditemui di lokasi dengan melakukan penelitian sederhana guna mengumpulkan dan menginterpretasikan data baru yang terkait sehingga dapat memperkaya wawasan dan memberikan sumbangsih bagi pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di desa Limbangan itu sendiri di masa mendatang.
 Sedangkan yang menjadi partisipannya adalah Bapak Pjs. Kuwu Limbangan yakni Bapak Ahmad Jupri, Bapak Tayo, Bapak Eko, Bapak Budi, Mbah Bejo, Ustadz Casmid, Ustadz Faiz, Ustadz Kamal, Ustadz Reza, beserta anggota karang taruna dan ibu-ibu PKK lainnya, dan juga seluruh elemen masyarakat yang ada di desa Limbangan mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, orang tua, dan guru dengan dukungan pemerintahan kabupaten, kecamatan dan pemerintahan desa.
C.    Pengkajian Data Sekunder
Untuk hasil pengkajian data sekunder permasalahan yang ada di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes terutama mencakup semua permasalahan-permasalahan yang terdapat di dalamnya. Di antara beberapa permasalahan yang ada di desa Limbangan terdapat beberapa masalah yang kami angkat ke dalam matrik ranking yang nantinya kami sampaikan kepada masyarakat untuk ditemukan permasalahan yang perlu penanganan oleh masyarakat sendiri. Dari beberapa masalah itu nantinya terpilih 1 masalah yang dianggap paling urgensi oleh masyarakat dan dari hasil kemufakatan masyarakat terpilihlah masalah tentang keadaan masyarakat desa Limbangan yang kurang kesadaran terhadap pengelolaan sampah di lingkungannya. Hal inilah yang mendasari kami untuk mengangkat topik dalam laporan kami yaitu tentang “Upaya Meningkatakan Kesadaran Masyarakat Terhadap Pentingnya Pengelolaaan Sampah Di Desa Limbangan Kecamatan Kersana Kabupaten Brebes”.
D.    Hasil Pengkajian Program dan Kebijakan Lembaga
Hasil pengkajian program dan kebijakan lembaga yang telah didapat di lapangan/ lokasi KKN selama 41 hari dibentuk dalam beberapa pengkajian yang kemudian di lokakaryakan pada tingkat desa :
1.    Pengkajian Tingkat Desa (Lokakarya Desa)
Setiap anggota harus menemukan satu masalah untuk dikerjakan sebagai pengabdian individu untuk bahan laporan akhir dan bersama kelompok masyarakat menentukan satu masalah untuk di lokakaryakan di tingkat desa sebagai bagian untuk pengabdian kepada masyarakat. Dari semua lembaga yang ada di desa Limbangan yakni LPM, BPD, PKK, DKM, PNPM  dsb, yang kemudian dikaji dan didiskusikan apakah lembaga ini berperan serta dalam membangun serta memajukan desa Limbangan diadakannya lokakarya desa untuk mengetahui masalah yang sangat mendesak dan juga sistematik yang ada di desa Limbangan setelah lokakarya tingkat desa sudah memilih satu masalah, kemudian dipecahkan dilokakarya tingkat kecamatan, lokakarya desa dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Juli 2018 yang bertempat di balai desa Limbangan.
2.    Pengkajian Tingkat Kecamatan (Lokakarya Kecamatan)
Setelah terkumpul masalah dari tiap desa yang merupakan bahan untuk lokakarya kecamatan siap untuk diskusikan kemudian dibahas, setelah itu koordinator mengumpulkan masalah yang sulit dipecahkan pada tingkat kecamatan untuk memilih satu masalah yang akan diusulkan ke lokakarya tingkat kabupaten.
Hasil dari lokakarya desa dengan mengangkat masalah pengelolaan sampah merupakan salah satu dari berbagai permasalahan yang ada di kecamatan Kersana yang diangkat oleh desa-desa yang ada.
3.    Seminar Hasil KKN
Hasil dari lokakarya tingkat kabupaten kemudian menjadi tanggung jawab koordinator memilih satu masalah untuk diusulkan penyelesaiannya kepada pihak pemerintah kabupaten Brebes sesuai dengan dinas atau organisasi perangkat daerah dan juga pihak IAIN Syekh Nurjati untuk menindak-lanjutinya, diharapkan seminar KKN tersebut memperoleh hasil yang dapat direkomendasikan.







BAB III
PELAKSANAAN PENGKAJIAN WILAYAH
A.    Tahap-Tahap Riset Aksi
1.  Perkenalan dan Sosialisasi dengan Masyarakat
Sebagai serombongan tamu yang belum dikenal sebelumnya, maka mahasiswa peserta KKN kelompok 50 IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang pada tahun ini menggunakan metode PAR yang ditempatkan di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes memperkenalkan diri kepada masyarakat desa Limbangan mengenai diri individual masing-masing dan tujuan kedatangan mahasiswa KKN. Hal ini bertujuan agar kedatangan dan kehadiran mahasiswa peserta KKN-PAR bisa diterima dengan baik dan terbuka oleh masyarakat setempat, baik secara personal maupun komunal. Sehingga proses penerapan PAR dalam pelaksanaan program KKN yang dijalankan oleh mahasiswa peserta KKN-PAR selanjutnya mendapat apresiasi yang baik (respon positif dan dukungan) dari masyarakat yang endingnya adalah kelancaran dan kesuksesan KKN kelompok 50 IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Langkah pertama adalah seremonial perkenalan dengan perangkat desa Limbangan. Seremonial ini berlangsung tidak lama setelah acara pembukaan KKN di Balaidesa desa Limbangan yang diikuti oleh seluruh peserta KKN kelompok 50, pihak desa yang di wakili oleh bapak Eko, Dosen Pendamping Lapangan (DPL), dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelaksanaan program KKN-PAR. DPL kelompok 50 yaitu bapak Taqiyuddin, beliau menyampaikan kedatangan mahasiswa ke desa Limbangan ini bertujuan untuk KKN belajar bersama masyarakat yang pada tahun ini menggunakan metode PAR (Participatory Action Research), beliau pun menitipkan kami pada aparatur desa untuk sudi kiranya d bimbing dan belajar bersama, karena dalam fase usia 20 tahun manusia itu memiliki dua langkah. Yaitu langkah kanan dan langkah kiri, langkah kanan merupakan langkah dewasa dan langkah kiri merupakan langkah remaja,  sehingga emosinya masih labil,  maka dari itu DPL menitipkan kami pada aparatur desa dan warga.
Setelah prakata atau sambutan yang disampaikan oleh bapak Taqiyuddin selanjutnya yaitu sambutan dari aparatur desa yang diwakilkan oleh bapak Eko selaku Pj. Sekdes desa Limbangan kecamatan  Kersana kabupaten  Brebes. Dalam sambutanya beliau mengatakan bahwasannya desa Limbangan merupakan desa terluas sekecamatan Kersana yang memiliki 7 RW dan 53 RT. Kecamatan Kersana memiliki 13 desa yang salah satunya merupakan desa Limbangan. Masyarakat Limbangan mempunyai kulturbudaya yang tidak beda dengan masyarakat Cirebon karena letak geografisnya yang tidak jauh. Beliau menyampaikan kalau sosial budaya di desa Limbangan lumayan baik, dibuktikan dengan banyaknya kelompok jamiiyahan ibu-ibu dan bapak-bapak yang dilakukan dengan bergiliran hari.
Di desa Limbangan mempunyai karang taruna yang lumayan aktif,  bapak Eko menyuruh kami untuk bekerjasama dengan karangtaruna yang ada di desa Limbangan. Beliau pun meminta mahasiswa untuk menggali potensi yang dimiliki desa Limbangan dan mengambil solusi untuk setiap permasalahan yang ada di Limbangan.
Pada malam hari dan selama 2 hari beruntun kita melakukan sosialisasi atau yang biasa dikenal dengan silaturahim ke para aparatur desa dan warga desa. Hari pertama kita silaturahmi kepada para RW, kebetulan dalam desa Limbangan itu mempunyai 7 RW. Selanjutnya kita sosialisasi terhadap para RT, desa Limbangan mempunai 53 RT. Proses perkenalan diri dan sosialisasi tentang KKN-PAR tidak berhenti sampai di sini karena pendekatan secara personal dan door to door dirasa perlu dalam rangka mendukung kesuksesan program KKN-PAR yang secara sekilas tampak sulit untuk diterima oleh masyarakat yang telah terbiasa dengan KKN Konvensional. Keesokan harinya, para mahasiswa peserta KKN-PAR di desa Limbangan secara terpisah (perseorangan maupun berkelompok) mendatangi rumah-rumah masyarakat. Terutama rumah kepala desa, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda yang ada di  desa Limbangan.

2.  Inkulturasi dan Trust Building dengan Masyarakat
Setelah proses perkenalan dan upaya sosialisasi KKN kelompok 50 kepada masyarakat, maka proses selanjutnya adalah membangun hubungan kemanusiaan dengan masyarakat (inkulturasi) dan membangun kepercayaan dengan masyarakat (trust building) sehingga bisa terjalin hubungan yang setara dan saling mendukung (simbiosis mutualisme). Dengan proses ini, diharapkan peserta KKN-PAR kelompok 50 dan masyarakat bisa seiring dalam melakukan riset, belajar memahami masalah, dan memecahkan permasalahan secara kolektif dan partisipatif. Diperlukan metode yang tepat agar inkulturasi dan trust building berhasil baik. Namun sebelum inkulturasi dan trust building ini diupayakan, pendalaman terhadap kondisi masyarakat dari berbagai sektornya harus dilakukan agar didapatkan pemahaman yang benar dan tidak menjebak. Adapun metode yang digunakan dalam pelaksanaannya adalah sebagai berikut:
a.  Observasi
Sesuai dengan artinya (peninjauan secara cermat; mengawasi dengan teliti; mengamati), maka para mahasiswa peserta KKN-PAR kelompok 50 melakukan pengamatan secara cermat dan teliti terhadap kondisi sosial masyarakat Limbangan. Proses pengamatan ini agar mendapatkan hasil yang tepat, dilakukan dengan dengan dua cara: langsung dan tidak langsung. Cara langsung dilakukan dengan wawancara secara personal maupun komunal dengan masyarakat. Juga dengan melibatkan diri dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan warga desa. Cara tidak langsung dilakukan dengan memperhatikan dan mencermati kebiasaan-kebiasaan (perilaku dan kultur) masyarakat.
Karena pola pikir dan pola pemahaman dari masing-masing mahasiswa peserta KKN-PAR kelompok 50 pasti berbeda, maka hasil observasi didiskusikan di dalam forum evaluasi harian. Hal ini penting untuk menghindari bias informasi yang bisa terjadi tanpa adanya evaluasi dan diskusi. Sehingga data yang didapatkan sebagai hasil observasi berupa data yang valid dan akurat.
b.  Trust Building
Meskipun sudah berusaha secara maksimal untuk mensosialisasikan KKN berpendekatan PAR melalui baik secara door to door maupun melalui forum kegiatan masyarakat semisal tahlilan, dibaan, dan kenduri, namun masyarakat masih belum bisa lepas dari bayang-bayang KKN Konvensional. Tidak sedikit dari masyarakat yang masih mempertanyakan bentuk fisik KKN-PAR. Kondisi ini membuat para mahasiswa peserta KKN-PAR di desa Limbangan berinisiatif untuk membuka jalan PAR dengan melakukan yang bersifat konvensional. Lembaga pendidikan seperti MD, Play Group, Sekolah Dasar, dan lembaga-lembaga lainnya yang ada di desa Limbangan menjadi sarana awal untuk mengkonvensionalkan diri sehari-hari.
Selain itu, momen tahlilan, posyandu dan jamiiyahan juga menjadi sarana. Inisiatif ini penting karena berangkat dari aktivitas inilah para mahasiswa peserta KKN-PAR bisa mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Dapat dikatakan, KKN-PAR tidak bisa berjalan lancar dan normal tanpa didasari KKN-Konvensional. Bahkan berdasarkan fakta yang ada, kepercayaan masyarakat terhadap KKN-PAR mustahil didapatkan tanpa melakukan aktifitas konvensional.
3.  Identifikasi Masalah dan Prosesnya
Setelah mendapatkan pemahaman mendalam terhadap kondisi sosial masyarakat desa Limbangan melalui proses observasi dan telah menjalani proses inkulturasi dan upaya trust building, masalah-masalah yang ada di masyarakat Limbangan dapat teridentifikasi dan terspesifikasi. Masalah-masalah tersebut meliputi sektor agama, ekonomi, lingkungan dan pendidika secara perseorangan maupun kelembagaan. Identifikasi masalah didapatkan oleh para mahasiswa peserta KKN-PAR dengan cara melakukan wawancara dengan masing-masing individu dari masyarakat, baik secara personal maupun komunal. Adapun proses spesifikasi masalah diperoleh melalui forum musyawarah bersama masyarakat yang diikuti oleh key person maupun non key person yang diundang untuk mengikuti forum tersebut.
a.  Wawancara dengan Masyarakat
Sektor wilayah desa Limbangan merupakan desa terluas dari kecamatan Kersana, namun bukan berarti menjadi halangan tersendiri bagi mahasiswa untuk proses identifikasi masalah. Identifikasi masalah yang terdiri dari sektor keagamaan, ekonomi, lingkungan dan pendidikan. Namun kelompok 50 mengkhususkan masalah pada masalah lingkungan yang bersumber dari pembuangan sambah yang sembarangan.
b.  Musyawarah Bersama Masyarakat
Setelah melakukan wawancara dengan individu-individu masyarakat yang menghasilkan data akurat sehingga masalah yang ada di masyarakat dapat teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah melakukan spesifikasi dan perangkingan masalah. Langkah ini dirupakan oleh para mahasiswa peserta KKN-PAR dengan menyelenggarakan musyawarah bersama masyarakat yang melibatkan berbagai komponen masyarakat. Musyawarah dengan masyarakat sengaja dikemas dalam lokakarya desa yang di hadiri oleh para aparatur desa Limbangan mencakup RW dan RT, masyarakat desa Limbangan, tokoh masyarakat Limbangan LPM, dan BPD.
 Karena materi yang direncanakan untuk dibahas cukup luas namun waktu yang dimiliki oleh masyarakat untuk bisa berkumpul terbatas, musyawarah bersama masyarakat dilaksanakan dalam dua tahap. Materi tahap pertama berupa pemetaan wilayah (Mapping); materi tahap kedua berupa pembuatan Diagram Venn, Analisis Masalah, dan Matriks Ranking. Dua tahap musyawarah bersama masyarakat ini terjabarkan sebagai berikut:
1) Mappping/Pemetaan
Pemetaan desa adalah menggambar kondisi (fisik dan sosial) wilayah (desa, dusun, RT, atau wilayah yang lebih luas) bersama masyarakat. Kegiatan awal yang kami lakukan dalam pengkajian wilayah adalah membuat mapping/pemetaan tentang desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes untuk mengetahui gambaran wilayah penelitian
2Transektoral
Transektoral adalah salah satu alat dalam melakukan penelusuran wilayah (transektoral). Dengan kata lain transektoral merupakan teknik untuk memfasilitasi masyarakat dalam pengamatan lingkungan dan keadaan sumberdaya dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Dengan teknik ini dapat diperoleh gambaran keadaan sumber daya alam masyarakat beserta masalah-masalah, perubahan-perubahan keadaan, dan potensi-potensi yang ada.
Dalam penelusuran wilayah kami menemukan beberapa hal, di antaranya area pesawahan, irigasi, dan sarana dan prasarana dalam bidang keagamaan, pendidikan, kesehatan, jalan dusun, peternakan, home industry dan fasilitas umum lainnya.
3)  Diagram Venn
Diagram Venn adalah teknik untuk melihat hubungan masyarakat dengan berbagai lembaga yang terdapat di desa Limbangan (dan lingkungannya) serta memfasilitasi diskusi masyarakat untuk mengidentifikasi pihak-pihak apa yang berada di desa serta menganalisa dan mengkaji perannya, kepentingan untuk masyarakat dan manfaat untuk masyarakat.
Desa Limbangan merupakan daerah strategis di kecamatan Kersana, memiliki beberapa instansi penting diantaranya sekolah, madrasah, pondok pesantren, kelompok tani, Karang Taruna, dan kantor desa serta lembaga-lembaga yang terkait di dalamnya seperti, LPM, BPD, PNPM Mandiri, Majelis Taklim. Selain itu, terdapat juga pengusaha-pengusaha home industry yang bergerak di bidang pangan seperti telor asin, dan bidang pertanian seperti obat tani dan lain-lain. Di samping instansi dan pengusaha, terdapat juga tenaga profesional seperti bidan, Ustadz, dan guru.
4Time Line/Alur Sejarah
Time line adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui alur sejarah yang terjadi di masyarakat dengan menggali peristiwa penting yang dialami pada kurun waktu tertentu. Alur sejarah ini juga kami peroleh dari hasil wawancara dengan aparat desa dan tokoh masyarakat. Dari hasil wawancara tersebut diperoleh data mengenai beberapa sejarah yang pernah ada di desa Limbangan, data-data tersebut yang kemudian kami buat menjadi sebuah time line.
5Daily Routine
Daily Routine adalah kegiatan harian. Kegiatan harian yang kami maksud adalah kegiatan harian masyarakat. Para petani pada umumnya berangkat ke sawah pada pukul enam pagi. Siang harinya setelah istirahat mereka kembali ke sawah hingga sore hari. Setelah makan dan shalat isya sebagian dari para petani ada yang langsung tidur dan ada pula yang nonton TV.
6Trend and Change
Trend and change adalah mengetahui gambaran adanya kecenderungan umum perubahan yang akan berlanjut di masa depan dan memfasilitasi masyarakat untuk memperkirakan arah kecenderungan umum dalam jangka panjang serta mengantisipasi kecenderungan tersebut.
Dari tahun ke tahun hasil panen warga desa Limbangan tidak mengalami peningkatan, walaupun panen 2/3 kali dalam satu tahun. Keadaan tersebut disebabkan karena irigasi yang ada kurang baik dan mahalnya harga pupuk. Dari hasil temuan-temuan permasalahan yang ada di masyarakat itulah yang kemudian dijadikan data untuk pembuatan mapping, transektoral, matrik ranking papan catur, matrik penyelesaian masalah, pohon masalah, pohon tujuan, diagram venn, dan lain-lain. Sebagai kinerja 10 hari pertama kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
B.     Bentuk Kegiatan
Hasil dari temuan-temuan di masyarakat kemudian diangkat dan didiskusikan bersama masyarakat melalui media-media rapat, masyarakat sendirilah yang menentukan penyelesaian masalah yang difasilitasi oleh mahasiswa KKN, teknik pengkajian dilakukan dengan cara observasi langsung atau mencari data dari masyarakat di desa Limbangan
Teknik yang digunakaan dalam metode ini antara lain teknik obrolan ringan yaitu pembicaraan yang bersifat informal yang ditunjukkan untuk saling mengidentifikasi dan saling mengungkapkan berbagai perasaan dan kebutuhan yang dirasakan mendesak diselesaikan, dan teknik konseling yaitu realisasi pertolongan yang ditunjukkan untuk membantu berbagai masalah, kesulitan, hambatan dari masyarakat, dan teknik pencairan yang digunakan dalam membantu dan menciptakan suasana kebersamaan, keeratan dan keakraban, senasib sepenanggungan bersama masyarakat, serta teknik  penggalian potensi yakni bersama masyarakat agar mampu menggali masalah dan potensi yang ada.
Bentuk dan proses kegiatan memang tidak sepenuhnya mendapat tanggapan yang responsif dari masyarakat setempat di desa Limbangan dengan adanya aksi dari mahasiswa KKN, pada dasarnya masyarakat terbantu dengan adanya mahasiswa KKN IAIN Syekh Nurjati Cirebon, masyarakat merasa terbuka dengan cara berfikir dalam manggapai dan menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat desa Limbangan dengan adanya analisis yang cukup matang sehingga masyarakat mampu menyelesaikan masalah yang ada.
Berdasarkan hasil pengamatan dan masalah yang kita angkat dalam lokakarya desa mengenai lingkungan yang berfokus pada pembuangan sampah yang sembarangan, sehubungan dengan itu maka kami mahasiswa KKN kelompok 50 IAIN Syekh Nurjati Cirebon berdasarkan musyawarah bersama mengharapkan agar di tahun 2019 nanti pengelolaan sampah desa Limbangan dapat berlangsung dengan baik dikarenakan telah masuk ke dalam anggaran desa.
Jadwal dan Cara Penggalian Informasi
Jadwal Kegiatan KKN :
No.
Nama Kegiatan
Waktu
A.
Persiapan
14 Mei- 10 Juli 2018
1.
Pendaftaran Peserta
14 Mei -25 Mei 2018
2.
Pembagian kelompok DPL dan lokasi KKN
27 Juni 2018
3.
Workshop atau pembekalan DPL KKN
25 Juni -28 Juni 2018
4.
Workshop atau pembekalan mahasiswa KKN
2 Juli- 4 Juli 2018
5.
Konsolidasi DPL dan kelompok peserta KKN
2 Juli- 6 Juli 2018
6.
Survey Lokasi KKN Mahasiswa
7- 8 Juli 2019
7.
Pembagian perlengkapan KKN
9 Juli 2018
8.
Penerjunanan mahasiswa KKN
10 Juli 2018
B.
Pelaksaan
10- 19 Agustus 2018
1.
Pelepasan perserta dan pembukaan KKN
10 Juli 2018
2.
Silaturahim ke rumah ketua RW
11 Juli 2018
3.
Pembagian Divisi
12 Juli 2018
4.
Silaturahim dengan ibu PKK
13 Juli 2018
5.
Kegiatan Posyandu
14 Juli 2018
6.
Lari pagi, senam, dan piket bersama
15 Juli 2018
7.
Berkunjung ke sekolah, puskesmas, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan warga lainnya
16-18 Juli 2018
8.
Evaluasi dan mengangkat masalah LokDes
19-22 Juli 2018
9.
Konsolidasi dengan DPL
23 Juli 2018
10.
Persiapan LokDes
24 Juli 2018
11.
Lokakarya tingkat desa
25 Juli 2018
12.
Evaluasi LokDes
26-28 Juli 2018
13.
Kunjungan DPL
29 Juli 2018
14.
Memverifikasi data GKB (Gerakan Kembali Bersekolah)
30-31 Juli 2018
15.
Rekap data GKB
1 Agustus 2018
16.
Follow up dari LokDes
2-8 Agustus 2018
17.
Lokararya tingkat kecamatan dan kunjungan DPL
9 Agustus 2018
18.
Persiapan dan pelaksanaan kegiatan kemerdekaan  17 Agustus
10-18 Agustus 2018
19.
Perpisahan KKN di desa Limbangan
19 Agustus 2018
20.
Lokakarya Kabupaten
20 Agustus 2018
21.
Penutupan/ penarikan peserta KKN
20 Agustus 2018
C.
Kegiatan Akhir
20 Agustus-30 November
1.
Bimbingan penulisan akhir KKN
20-31 Agustus 2018
2.
Pengumpulan laporan akhir
3-7 September 2018
3.
Presentasi laporan hasil KKN
12-14 september 2018
4.
Revisis Laporan
15- 21 September
5.
Penilaian akhir DPL dan penilaian laporan
24-15 September 2018
6.
Pengumuman nilai
11- 22 Oktober 2018
7.
Rapat evaluasi dan refleksi
22 Oktober 2018
8.
Pembagian sertifikat
01 – 30 November 2018

Penggalian Informasi yang dibutuhkan diperoleh dengan melakukan :
1.    Observasi langsung kelapangan pada objek, kejadian, serta proses hubungan masyarakat dan mencatatnya.
2.    Wawancara dengan menggunakan obrolan ringan bersama warga dan survei langsung.
3.    Pengkajian data dokumenter yang ada di pemerintahan desa serta melakukan konsultasi pada orang-orang yang relevan yang termasuk pemegang otoritas formal dan non formal dalam komunitas.
4.    Teknik diskusi antar beberapa orang untuk membicarakan yang merupakan persoalan bagi mereka tanpa mereka sadari, serta masalah yang dihadapi yang bersifat khusus secara lebih mendalam untuk kemudian bersama-sama melakukan dan mencari solusi atas semua persoalan tersebut.

C.    Kesulitan/Hambatan
Adanya pandangan masyarakat mengenai aktivitas mahasiswa KKN dengan metode konvensional merupakan salah satu kesulitan yang kami temui. Tampaknya paradigma tersebut sudah mendarah daging di masyarakat, sehingga kami harus dengan sangat hati-hati dan sabar menjelaskan perbedaan metode KKN dulu dengan KKN sekarang. KKN dulu menempatkan mahasiswa sebagai pengganti beberapa orang yang secara kebiasaan melakukan “aktivitas” kemasyarakatan dan juga para mahasiswa seolah mendapat tuntutan untuk memperbaiki dan membangun sarana fisik. Sementara KKN sekarang menempati mahasiswa hanya sebagai fasilitator dalam memecahkan masalah yang ditemukan di masyarakat dan melakukan penelitian di samping melakukan pengabdian.
Dalam model KKN tahun sekarang juga, ditekankan mahasiswa bersama masyarakat untuk belajar bersama-sama mengenai apapun, meskipun pada awalnya masyarakat tidak begitu merespon dengan baik namun setelah kami menjelaskan kepada masyarakat mereka pun dapat merespon dengan baik dengan adanya mahasiswa KKN di sini. Hal ini terbukti dengan masyarakat mempercayakan kami sebagai fasilitator dalam berbagai kegiatan yang ada di desa Limbangan, di mana kami hanya sebagai fasiltator dalam memecahkan permasalahan yang ada di desa.
Selain kesulitan-kesulitan di atas kami juga terkendala akan kondisi sosial budaya masyarakat sekitar. Bahasa sehari-hari masyarakat yang menggunakan bahasa jawa membuat kami kesulitan saat wawancara dengan mereka, hal ini terjadi karena kami kebanyakan berasal dari daerah yang tidak biasa menggunakan bahasa jawa. Selain itu perbedaan aliran agama dalam kultur agama Islam yang beranekaragam cukup membuat kami kebingungan dalam menentukan sikap.














BAB IV
ANALISIS KRITIS HASIL TEMUAN
A.    Temuan-Temuan
Sesuai dengan observasi yang kelompok lakukan di lapangan, kami melihat kondisi yang ada di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes, yaitu sangat memprihatinkan karena belum optimalnya pengelolaan sampah di desa. Hal ini dapat dilihat dari temuan banyaknya sampah-sampah yang dibuang ke sungai-sungai yang ada di tiap RW juga terdapatnya oembakaran sampah di setiap rumah yang menyebabkan tersebarnya asap kemana-mana sehingga terjadi polusi yang lebih lanjut menyebabkan pernapasan terganggu karna tidak dapat menghirup udara segar dan banyaknya masarakat yang terkena penyakit Ispa, tidak hanya masyarakat yang berusia dewasa saja, bahkan masyarakat yang berusia tua dan golongan usia bawah atau anak-anak juga terkena. Maka tim KKN merencanakan membuat sebuah program untuk meningkatan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik dan benar dan mengadakan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah.
Setelah melihat masalah yang ada di desa Limbangan kecamatan Kersana kabupaten Brebes terutama dalam hal keadaan masyarakat yang tidak sadar akan pentingnya mengelola sampah dengan baik dan benar agar samapah tidak menjadi sumber bencana, yang kemudian pada Lokakarya Desa sebagian besar masyarakat dan aparatur desa memilih  permasalahan pengelolaan sampah sebagai suatu permasalahan yang sangat urgen untuk dicarikan solusinya. Dan lewat program bersih-bersih lingkungan dan pengadaan tempat pembuangan sementara (TPS) sampah diharapkan masyarakat bisa sadar akan pentingnya menjaga lingkungan. Bersama Bapak Ahmad Jupri selaku Pjs. Kepala Desa Limbangan, Bapak Eko selaku sekretaris desa Limbangan, diharapkan hal ini dapat menjadi pemicu awal serta memotivasi agar masyarakat desa dan aparataur desanya dapat berbuat sesuatu untuk mengatasi permasalahan pengelolaan sampah ini.

B. Analisis Masalah
1.  Masalah Utama
Dari inti masalah yang telah dijelaskan di atas, maka yang menjadi masalah utamanya adalah sebagai berikut:
a.    Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap lingkungan
b.    Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan sampah
c.    Sampah yang dibuang ke sungai
d.   Tidak adanya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah
2.  Prioritas Program
Dengan melihat masalah-masalah  yang ada berdasarkan analisis kami dan kesepakatan dengan pihak yang bertanggung jawab tentunya bersama masyarakat sekitar dan aparatur desa, kami memprioritaskan program yang sudah direncanakan dan disepakati dengan tujuan untuk mengkomunikasikan informasi mengenai pengelolaan sampah dan meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat desa Limbangan terhadap lingkungan serta membantu pengambil keputusan menentukan tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki pengelolaan sampah seoptimal mungkin, di antaranya sebagai berikut:
A.  Mengupayakan adanya pertemuan antara aparat desa, LPM, BPD, tokoh masyarakat dan perwakilan masyarakat yang ada dan yang paling utama adalah Dinas Pengelola Lingkungan Hidup kabupaten Brebes yang ada di wilayah tersebut
B.  Mengadakan kerja bakti dan bersih-bersih lingkungan.
C.  Mengadakan penyuluhan ataupun sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar di desa Limbangan
D.  Melanjutkan program yang sudah ada dan memberikan tindak lanjut terhadap permasalahan tersebut.
E.   Mengusulkan dipercepatnya realisasi kegiatan-kegiatan yang sudah diprogramkan
3.  Tingkat Kesiapan Masyarakat
Dengan diadakannya pertemuan antara pihak bertanggung jawab mengenai masalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah desa Limbangan, maka warga dan pihak terkait di dalamnya siap mencari solusi. Oleh karena itu dengan adanya program tersebut di atas kami (mahasiswa KKN) mendapatkan respon yang baik dari masyarakat (perwakilan masyarakat setempat) dan secara bersama-sama merumuskan kegiatan yang selanjutnya perlu dilakukan.




















BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Setelah terjadinya interaksi dengan masyarakat di lokasi kegiatan KKN dan apa yang telah kita rasakan di lapangan yaitu hanya 41 hari ini jelas sangat kurang untuk melakukan sebuah program yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat setempat, untuk itu kami peserta KKN meminta kepada masyarakat, bila KKN ini sudah selesai maka permasalahan-permasalahan yang ada di desa Limbangan yang bersifat urgen dalam hal ini mengenai persoalan sampah agar kemudian bisa dikelola dengan baik dan benar oleh masyarakat desa setempat, sehingga sampah bukan hanya menjadi sumber masalah dan malapetaka bencana tetapi dapat menjadi sumber penghasilan serta potensi ekonomi bagi masyarakat desa setempat.
B.     Harapan Masyarakat
Setelah Mahasiswa IAIN Syekh Nurjati Cirebon mengadakan lokakarya desa, permasalahan dan solusipun telah dibahas. Masyarakat setempat berharap atas segala persoalan yang telah ditemukan mahasiswa mampu memberikan sedikit sentuhan dari solusi yang diberikan oleh permasalahan itu sendiri dan masyarakat setempatpun berharap agar desa Limbangan menjadi desa yang lebih baik lagi dari segi kebersihannya, kerapihannya dan lain sebagainya. Setelah pelaksanaan KKN ini, diharapkan masyarakatpun ikut dalam membangun desa Limbangan khususnya dalam pembuangan sampah yang menjadi progam unggulan pada kegiatan KKN.
C.    Rekomendasi
Berdasarkan hasil dari lokakarya tingkat desa (desa Limbangan), maka untuk menyelesaiakan permasalahan tentang pengelolaan sampah tersebut kami merekomendasikan beberapa hal untuk menjadi bahan pertimbangan kepada pihak-pihak yang terkait di desa Limbangan. Adapun rekomendasi tersebut dibagi kedalam dua cara, yaitu rekomendasi teknis dan strategis.
1.  Rekomendasi Teknis
Rekomendasi teknis ini adalah hal-hal yang bersifat praktis yang perlu diselesaikan masyarakat. Adapun hal-hal itu adalah mengadakan musyawarah bersama masyarakat mengenai permasalahan sampah di desa Limbangan ini agar bisa dikelola dengan baik dan benar oleh masyarakat dan pemerintah desa sebagai penentu kebijakan, dan dengan program untuk penyadaran  kepada masyarakat tentang betapa pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar di desa Limbangan, baik melalui optimalisasi penyuluhan ataupun sosialisasi tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar.
2.  Rekomendasi Strategis

Rekomendasi strategis adalah hal-hal yang terkait dengan kebijakan pemerintah daerah, perguruan tinggi dan instansi-instansi lain. Rekomendasi strategis yang berkaitan dengan diberlakukannya UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah maka diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan tepat untuk dikembangkan di perkotaan dan perdesaan sehingga kualitas kesehatan, kualitas lingkungan dapat ditingkatkan serta sampah dapat menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar