BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Bimbingan
adalah proses membantu individu memahami diri sendiri dan dunia. Di lingkungan
sekolah, bimbingan berfokus pada penciptaan belajar yang optimal bagi setiap
siswa. Bimbingan di lakukan di dalam seluruh kelas yang di lakukan secara rutin
dalam kurun waktu mingguan. Sedangkan konseling merupakan rahasia antara guru
BK dan siswa atau kelompok kecil siswa. BK merupakan unit yang seharusnya ada
di setiap lembaga pendidikan mulai dari tingkatan TK sampai PT. Karena upaya
mengantarkan peserta didik menjadi manusia seutuhnya tidak cukup hanya
ditangani guru atau orang tua saja tetapi membutuhkan peran dari berbagai
pihak.
Pendukung utama tercapainya sasaran
pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu.
Pendidikan yang bermutu tidak hanya menyangkut aspek akademis, tetapi juga
menyangkut aspek perkembangan pribadi-sosial-kematangan intelektual dan sistem
nilai. Karena itu pendidikan harus seimbang, yang hanya tidak mampu
mengantarkan peserta didik pada pencapaian standar kemampuan profesional dan
akademis tetapi juga kemampuan mengembangkan diri yang sehat dan produktif.
Jadi
layanan BK tidak hanya mengatasi masalah siswa/siswi yang bermasalah saja,
melainkan lebih pada optimalisasi potensi, sehingga mereka mamapu menemukan dan
mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. persoalannya adalah bahwa
peserta didik belum mampu mengaktualisasikan semua potensi yang dimiliki. BK
disekolah sebenarnya secara hukum sudah memiliki keduudkan yang kuat. Sudah ada
beberapa peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan BK
di sekolah , sejak tahun 1990 yaitu :
1.
PP
No. 29 / 1990 pasa 27 ayat 1
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya
meneukan pibadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
2. PP No. 38 / 1992 :
a. Pasal 1 ayat 2 -> tenaga pendidik adallah tenaga kependidikan
yang bertugas membimbing, mengajar dan atau melatih peserta didik.
b. Pasal 1 ayat 3 -> tenaga pembimbing adalah yenaga pendidik
yang bertugas membimbing peserta ddik.
c. Pasal 2 ayat 2 -> tenaga pendidik terdiri atas pembimbing ,
pengajar dan pelatih
3. SKB Mendikbud dan KA BAKN No.
0433/P/1993 dan No 25 thn 1993 :
Pasal 1 ayat 4 -> guru pembimbing adalah guru yang mempunyai
tugas – tanggung jawab –wewenang dan hak secara penuh dalam keggiaatn BK dalam
sejumlah peserta didik.
Pasal 1 ayat 10 -> penyusuan program BK adalah membuat
aperencana pelayaan BK dalam bidang bimbingna pribadi, bimbingan sosial,
bimbingan belajar, dan bimbingan karir
Pasal 1 ayat 13 -> analisis evaluasi BK dalah hasil evaluasi
pelaksanaan BL yang mencakup layanan orientasi, informasi, penempatan dan
penyauran, konseling peroranga, bimbingan kelopok dan bimbingan pembelajaran
serta kegiatan pendukungnya.
Pasal 1 ayat 14 -> tindak lanjut pelaksanaan BK adalah kegiatan
menindak lanjuti hasil analisis evaluasi tentang layanan evaluasi , iformasi,
penempatan dan penyaluran konselin perorangn, bimbingn kelompok dan bimbingan
pembelajaran serta kegiatan pendukungnya
4. SK MEN PAM
No. 84 / 1984
Pasa 3 ayat 2 -> tugas pokok guru (pembimbing) : menyusun
program bimbingan , pelaksanaan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan
bimbingan , anaisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program
bimbinga terhadap peserta didik yang menjadi yanggung jawabnya.
5. SK MENDIKBUD
No. 25 / D / 1995 tentang peunjuk teknis ketentuan pelaksanaan fungsional guru
dan angka kreditnya
Ayat
5 -> tugas guru pembimbing
Ayat
7 -> dalam pelaksanaan BK
6. UU No 2 /
1998
Pasal
1 ayat 1 -> Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan , pegajaran dan atau latihan bagi perorangan dimasa yang
akan datang. Karena itu sehatusnya lah setiap lembaga pendidikan selayaknya
memiliki unit bimbingan dan konseling dalam upaya mengoptmalisasi potensi
pendidikan.
Sebagai
mahasiswa BKI di perlukan untuk mengetahui apa yang telah di ulas di atas maka
dari itu observasi di sekolah itu di perlukan untuk menjawab kegelisahan dan
pertanyaan-pertanyaan yang ada di benak para mahasiswa masing-masing.
BAB II
PROFIL LEMBAGA SEKOLAH (BK)
Nama lembaga : SMA N 1 C ilimus
Kepala sekolah : DR. H. Edi Riyadi, M.Pd
Visi
: 1. Terwujudnya lulusan yang berkualitas dalam IMTAQ, IPTEK, serta budaya
lingkungan hidup
Misi
: 1. membentuk watak dan kepribadian
siswa yang beriman dan bertaqwa
pada tuhan yang maha esa
2.
Mengembangkan potensi kecerdasan intelektual, emosional, speitual dan teknologi
3. Melaksanakan KR, secara aktif, kreatif, dan inofatif
4. Menciptakan suasana kerja yang kondusif
5. Mengembangkan sekolah berbudaya lingkungan hidup
6. Mengakomodasi berdasarkan tantangan secara profesional
Jumlah guru : 51
Ruang kelas : 21
Jumlah Leb : 1
Jumlah perpustakaan : 1
Akreditasi : A
SK pendirian Sekolah : 0298/0/1978
SK izin oprasional : 0298/0/1978
BAB III
HASIL KEGIATAN OBSERVASI DAN PRAKTEK LAPORAN
Bimbingan dan Konseling di sekolah di selanggarakan untuk memfasilitasi
perkembangan peserta didik agar mampu mengaktualisasikan dirinya atau mencapai
perkembangan secara optimal. Fasilitas di maksudkan sebagai upaya memperlancar
proses perkembangan peserta didik , karena secara kodraati setiap manusia
berpotensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian yang optimal.Upaya
mewujudkan potensi peserta didik menjadi kompetensi dan prestasi hidup
memerlukan sistem layanan pendidikan integratif.
Setiap peserta didik memiliki kecerdasan, bakat, minat,
keperibadian, kondisi fisik, latarbelakang keluarga, serta pengalaman belajar
yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan peserta didik memerlukan layanan
pengembangan layanan yang berbeda pula. Perkembangan peserta didik tidak lepas
dari pengaruh lingkungan baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat
pada lingkungan adalah perubahan, perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat
mempengaruhi gaya hidup seseorang, termasuk juga peserta didik. Peserta didik
hanya di perlukan untuk dapat menyesuaikan dirinya pada lingkungan tempat
tinggal dan lingkungan sekolahnya.
Pada dasarnya peserta didik memiliki kemampuan menyesuaikan diri,
proses penyesuaian diri akan lebih optimal jika difasilitasi oleh guru
Bimbingan Konseling atau konselor. Karena proses penyesuaian diri itu sangat
penting bagi peserta didik, penyesuaian diri yang optimal akan mendorong
peserta didik mampu menghadapi masalah-masalah pribadi, sosial, belajar dan
karir.
Hasil kegiatan observasi Bimbingan Konseling Islam di SMA NEGRI 1
CILIMUS memberi tahu bahwa layanan Bimbingan konseling di SMA NEGRI 1 CILIMUS sudah berjalan sesuai
dengan prosedur yang telah ada. Dengan di buktikan dengan layanan individual ,
layanan klasikal, bimbingan kelompok, layanan informasi, layanan penempatan
penyaluran, layanan pembelajaran.
Adapun penjelasan layanan individual adalah mencapai tujuan dan
tugas perkembangan pribadidalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri,
bertanggungjawab, tugas ini di maksudkan agar siswa mampu:
1.
Mampu
memiliki kesadaran diri yaitu menggambarkan penampilan dan mengenal kekhususan
diri
2.
Mengembangkan
sikap positif dan menggambarkan orang-orang yang disayangi
3.
Memilih
pilihan secara sehat
4.
Bertanggung
jawab
5.
Mengembangkan
keterampilan hubungan antar pribadi
6.
Menyelesaikan
konflik
7.
Membuat
keputusan secara efektif
Adapun penjelsan layanan bimbingan belajar yaitu mencapai tujuan
dan tugas perkembangan pendidikan, di maksudkan agar siswa mampu:
1.
Melaksanakan
keterampilan atau teknik belajar secara efektif
2.
Menetapkan
tujuan dan perencanaan endidikan
3.
Belajar
secara efektif
4.
Terampil
dan mampu dalam menghadapi evaluasi atau ujian
Layanan karir yaitu mewujudkan pribadi pekerja yang produktif,
perkembangan karir di mkasudkan agar siswa mampu:
1.
Membentuk
identitas karir, mengenali ciri-ciri pekerjaan di dalam lingkungan kerja
2.
Merncanakan
masa depan
3.
Membentuk
pola arah karir
4.
Mengenal
keterampilan, kemempuan, dan bakat
Guru BK berkerja sama dengan guru mata pelajaran karena guru mata pelajaran
membantu guru BK mencari siswa yang minat belajarnya turun, maupun siswa yang
mengalami masalah dalam pelajaran tersebut, begitu juga wali kelas, wali kelas
pun turut membantu guru BK untuk menemukan masalah yang ada pada siswa
kelasnya. Kepala sekolah pun berperan dalam proses konseling, dimana kepala
sekolah sanga care pada guru BK khususnya membantu menyelesaikan masalah siswa
dengan membuat grup WhatsApp guna mempermudah komunikasi dengan guru BK.
Masalah yang sering muncul pada siswa SMA NEGRI 1 CILIMUS relatif
rendah, yang sering terjadi adalah masalah kesiangan. Karena di SMA NEGRI 1
CILIMUS masuk kelas pukul 06:45 jadi hampir ada saja setiap hari ada 3-5 siswa.
Untuk mengetahui kebutuhan siswa guru BK di SMA N 1 Cilimus mula-mula menyebar
angket . biasanya di padukan dengan angketnya prof. Naryo tentang kebutuhan
akan layanan bimbingan. Sebar kesemua siswa , kelas 10, 11, 12 lalu di pilih
mana yang lebih di butuhkan untuk mereka. Semakin banyak yang memilih itu
berarti yang di butuhkan sama mereka, setelah itu baru di jadikan program.
Ada 9 guru BK yang ada di SMA N 1 Cilimus, 3 bersertifikasi dan 6 hanya
guru BK belum sertifikasi. Adapun nama-nama guru BK di SMA N 1 Cilimus adalah :
1. Hermadijani,S.Pd
2. Ati Rohaeti,M.Pd.
3. Solihin
4. Ella Nurlaela
5. Kursini
6. Lukman
7.Rosita Widiastuti
8.Wawan Ridwansyah
9.Gema
Menurut
ibu Hermadijani,S.Pd dalam
proses bimbingan dan konseling seorang guru BK atau konselor sangat memerlukan
keterampilan psikologi, keterampilan psikologi sangat di perlukan untuk
melakukan proses konseling. Menurut tuturan ibu Ati Rohaerti menerangkan bahwa
BK di SMA N 1 Cilimus itu bukan polisi siswa melainkan guru BK merupakan
sahabat bagi siswa/siswi SMA N 1 Cilimus. Beliau menerangkan bahwa siswa yang
bermasalah itu 80% di pengaruhi oleh lingkungan keluarga dan temannya, bukan di
pengaruhi oleh dirinya sendiri. 80% di pengaruhi oleh orang tua yang broken
home dan masalah-masalah lainnya.
Berdasarkan angket yang di sebar pada siswa kelas XI IPS menunjukan
bahwa rata-rata siswa XI IPS setelah SMA berencana melanjutkan kuliah di
perguruan tinggi negeri dengan mengharapkan beasiswa. Mereka sangat berantusias
dalam berproses dalam sekolah , buktinya mereka sangat semanat ketika
pembahasan tentang beasiswa, hampir semua siswa melontarkan pertanyaan pada
kami pertanyaan berputar pada beasiswa.
BAB IV
EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
KEKURANGAN
1.
Dalam
pencarian data administrasi Guru BK tidak sepenuhnya memberikan data yang di
perlukan.
2.
Waktu
yang di berikan oleh Guru BK saat wawancara dengan siswa terbatas.
KELEBIHAN
1.
Persiapan
yang matang.
2.
Siswi
berantusias melakukan kegiatan bimbingan dan konseling.
3.
Kegiatan
wawancara dengan Guru BK berjalan dengan lancar.
4.
Pihak
sekolah menyambut para mahasiswi dengan baik.
BAB V
KESIMPULAN/PENUTUP
Bimbingan dan Konseling di sekolah di selanggarakan untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik agar mampu mengaktualisasikan dirinya
atau mencapai perkembangan secara optimal. Fasilitas di maksudkan sebagai upaya
memperlancar proses perkembangan peserta didik , karena secara kodraati setiap
manusia berpotensi tumbuh dan berkembang untuk mencapai kemandirian yang
optimal.Upaya mewujudkan potensi peserta didik menjadi kompetensi dan prestasi
hidup memerlukan sistem layanan pendidikan integratif.
Masalah yang sering muncul pada siswa SMA NEGRI 1 CILIMUS relatif
rendah, yang sering terjadi adalah masalah kesiangan. Karena di SMA NEGRI 1
CILIMUS masuk kelas pukul 06:45 jadi hampir ada saja setiap hari ada 3-5 siswa.
Untuk mengetahui kebutuhan siswa guru BK di SMA N 1 Cilimus mula-mula menyebar
angket . biasanya di padukan dengan angketnya prof. Naryo tentang kebutuhan
akan layanan bimbingan. Sebar kesemua siswa , kelas 10, 11, 12 lalu di pilih
mana yang lebih di butuhkan untuk mereka. Semakin banyak yang memilih itu
berarti yang di butuhkan sama mereka, setelah itu baru di jadikan program.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1.
Buku
perangkat layanan bimbingan dan konseling kelas x.
2.
Buku
Rencana pelayanan layanan BK (RPLBK)
3.
Angket
4.
Wawanca