LAPORAN PENELITIAN
PENYAKIT PSIKIS (PENGEMIS)
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen pengampu: Dra. Siti Fatimah, M.hum

Uswatun Khasanah (1415306071)
BKI-B/2
IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Jl. Perjuangan by pass Sunyaragi Kesambi Cirebon
Telp. 0231 481264
Fax. 0231 489926
LAPORAN PENELITIAN
MenanganiPenyakitPsikis
(Pengemis)
A. PenelitianDalam Wilayah Ontologi
Pengemisberbedadenganpengamen.
Kata pengemisdanpengamensekilasbermaknasamaakantetapisebenarnyaberbeda,
pengemisdanpengamenmemilikidefinisi yang berbedadanberdeda pula pelaksanaannya.
Pengemismerupakanseseorang
yang mencariuangdengancaramenintamintakepada orang yang ada di
sekelilingnyatanpamenampilkankreatifitasapapunbaikitunyani, main music,
stanupataulainnya.
Lain
lagidenganpengamen.Pengamenditulissebagai “bay while singing playing
mucisalinctrumen of reciting prasers, or be persist (memaksa). Pengamen di
artikansebagaiseorangpenyanyijalanan[1].Definisi
yang di maksud di atasadalah orang yang mencariuangdengancaramenyanyi,
memainkanalat music, dan lain sejenisya,
kemudianmemintaupahataspenampilannyakepada orang yang ada di sekitarnya.
Pengemisdanpengamen
di jalanansering di
nilaisebagaisampahmasyarakat.Karenatakjarangorngmerasatergangguataskehadirannya.Baik
yang berlalulalang di perempatanlalulintas, di jalan-jalan, di sekitarkampus,
di sekitarperkontrakan, di sekitarpertokoanmaupunyang mendatangiperumahandesa.
pengamenkerapmendapatkhasuskriminalitas,
beberapakhasuskriminalitasseringkali di kaitkandenganpengamen, karena di
beberapakesempatanmerekaterlihatmelakukantindakan-tindakankriminalitaskriminalitsseperti
: pencopetan, perampasan, kekerasan, penodongan,
perkelahianbahkanpelecehanseksual.
(i) Faktor-faktor yang
MempengaruhiSeseorangMenjadiPengemis
a. SulitnyaEkonomi
Sulitnyaekonomimenjadifaktorterbesarpendorongseseorangmenjadipengemis.Denganangkakemiskinan
yang mencapai 11,80% merupakanjumlah yang sangatbesar.
b. KurangnyaLapanganPekerjaan
Menurut survey yang
dilakukanolehsebuahlembagamasyarakatmenyebutkanbaha di Indonesia
setiaptahunnyamenghasilkanlulusan 12.000.000-14.000.000 / tahunnya,
sedangkanlowonganpekerjaanhanyamampumenampung 5% darijumlahlulusan[2].
Bayingkansaja yang 95% menjadiapa? JikapertahunIndonesia meluluskan 12.000.000
orang danhanya 5% yang mendapatkanpekerjaanmakasebayak 11.400.000 orang
Indonesia menganggur
c. Pendidikan yang Terputus
Mahalnyabiayapendidikan yang
menyebabkanmerekaputuspendidikan.Mayoritaspenduduk Indonesia
berkelasmenengahkebawah, banyak yang
merasakesulitanuntukmembayartingginyabiayapendidikan.Merekabilang
“untukmakansajasusah, apalagibuatsekolah”.
Sungguhsangatmengharukankeadaannegriini.Susahnyamerekamenempuhpendidikanmenjadikanmerekatidakmengertiakanpentingnyapendidikan,
akanpentingnyabelajar an mentingnyaberilmu.
Krenatidakberpendidikamerekahanyaberfikirbagaimanamencariuangdanbagaimanamenyambunghidup.Denganfikirpendekmerekamenjadipengemis
yang kuranglayakuntuk di jadikanprofesi
d. MalasBekerja
Banyak orang yang malasbekerja,
merekalebihbaikmeminta-mintadaripadaharusberjuangmencaripekerjaan yang
lebihlayakdanterjamin.Malasberkerjahanyadimilikioleh orang yang
tidakpunyanyalidankeberanian.Merekahanyaingin yang
instantanpaberfikirterlebihdahulu.
e. KurangnyaDidikan Orang Tua (perhatian
orang tua)
Sekarangbanyakanak-anak di
bawahumur yang meninta-minta, yang
sungguhpemandangansepertiinitaklayakkitalihat, yang sungguhmemperihatinkan. Hal
initerjadikarenadidikanorangtua yang
kurangbenardantidakfahamnyaorangtuaakanpentingnyapendidikan.
Pilihanmerekamenjadipengamententumenimbulkandampaktersendirbaginya.Kehidupanjalanan
yang kerasmendidikmerekamenjadi orang denganetika yang berbedadengan orang
padaumumnya.Salahsatunyaadalahkomunikasiantarindividu,
komunikasiindividudengankeluarganya, komunikasidenganmasyarakat,
dengantemansebayadandengan yang lainnya.
(!!)
Subjek, ObjekdanLokasiPenelitian
Dalampenelitianinisubjekutamanyaadalahpengemis. Di bawah ini adalah data hasil wawancara dan penelitian
sederhana saya. Hasilnya kurang lengkap karena subyek yang saya wawancarai
masih berusia dini, belum begitu menguasai pembendaharaan kata, dan masih
gampang terpengaruh oleh didikan dalam lingkungannya. Adapun hasilnya yaitu:
1. Hasilwawancarasubjekkesatu
Nama :Rahma
Jeniskelmin :Perempuan
Umur : 9 thn
Alamat : Ds. Kesunean kec. Kesepuhankab. Cirebon
Pendidikan/sekolah : SDN 1 Kesunean
Kelas: 4 SD
Pekerjaan :Siswi
Anakke : 1 (satu)
Jumlahsauda : 3
(tiga)
Penyebabmenjadipengemis:Inginmembelitastapibelum
di belikansamaibunya
Ada paksaanatautidakmenjadipengemis : tidak ada
Perasaanmenjadipengemis : Seneng,
soalnya mendapatkan uang
Cara bertahanhidup : Minta sama orang tua
Kondisimental : Baik[3]
2. Hasilwawancarasubjekkedua
Nama :Susi
Jenis kelamin:
perempuan
Umur: 9 tahun
Alamat: ds.
Kesunean kec.Kesepuhan Kab. Cirebon
Pendidikan/Sekolah:
SDN 1 Kesunean
Kelas: 4 SD
Pekerjaan: Siswi
Anak ke: 3 ( tiga )
Jumlah saudara: 4 (
empat )
Penyebab menjadi
pengemis: Di suruh ibu
Ada paksaan atau
tidak menjadi pengemis: ada, paksaan ini datang dari orang tuanya, orang tuanya
memaksa susi untuk mrngemis, padahal susi sendiri enggan untuk mengemis, dia
ingin bermain layaknya teman seusianya
Perasaan mejadi
pengemis: malu, tapi mau bagaimana lagi ini perintah dari ibu jadi mau tidak
mau aku harus menjalankan ini
Cara bertahan
hidup:mengumpulkan hasil mengemisnya dengan penghasilan yang lainnya
Kondisi mental:
baik[4]
3.
Hasil wawancara subyek tiga
Nama: nur
Jenis kelamin:
perempuan
Umur: 7 Tahun
Alamat: ds.
Palimanan timur kec. Palimanan kab. Cirebon
Pendidikan/
Sekolah: SDN Palimanan
Kelas: 2 SD
Pekerjaan: siswi
Anak ke: 1 ( satu)
Jumlah saudara: 2
(dua)
Sebab menjadi
pengemis: keinginan sendiri[5]
Ada paksaan atau
tidak menjadi pengemis: tidak ada, saya mau sendiri, perasaan menjadi pengemis:
saya senang menjadi pemgemis
Cara bertahan
hidup: menggunakan hasil ngemis saya sama hasil ibu saya
Kondisi mental:
kurang baik.[6]
B. Penelitian dalam wilayah epistemologi
Dalam
penelitian ini saya mengambil dua objek. Objek pertama yang saya ambil di sekitar
kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, adapun alasan saya mengambil objek di sini
karena setiap hari saya melihat berlalu lalang pengemis dan pengamen dengan
gayanya masing-masing. Dari usia dini sampai usia lanjut. Begitu banyaknya
pengamen yang mencari uang di tempat ini.
Dari
banyaknya usia pengamen dan pengemis yang ada di sini, saya hanya tertarik dan
penasaran pada pengemis cilik yang malang. Hampir setiap hari saya melihatnya
mengemis di sekitar kampus. Dengan mengenakan pakaian yang sederhana, dia biasa
menggunakan baju pendek, onder pendek namun dia memakai krudung, dan beralaskan
sandal jepit.
Dia
bertubuh mungil, berkulit hitam manis, berrambut pirang (walaupun dia memakai
krudung namun rambutnya terlihat karena krudung yang ia pakai sangat kecil dan
rambutnya pun dapat dikategorikan panjang).
Dia
tidak banyak bicara, kalau dia meminta juga dia hanya menyodorkan tangannya
kepada orang yang hendak ia mintai. Dia tidak akan pergi sebelum di kasih uang
atau sekedar kata “ maaf de” setelah terdengar kata itu ia baru bisa pergi.
Keadaannya sangat memprihatinkan, saya pun mulai penasaran dengan nya dan
akhirnya saya memutuskan untuk berbincang-bincang dengannya. Kurang lebih
seperti di bawah ini:
Aku: “dek, sini....”
Nur: menghampiriku
tanpa satu kata pun
Aku: “namanya siapa
dek?”
Nur: “nur” dia
hanya menjawab seperlunya saja.
Aku: “sudah makan
belum dek?”
Nur: hanya
menganggukan kepala mengisyarat kan bahwa dia sudah makan
Aku: “ syukur kalo sudah
makan, sini dek duduk dulu”
Nur: hanya
menggelengkan kepalanya
Aku: “ sini dek
istirahat dulu”
Dan percakapan
selanjutnya. Dalam percakapan ini ada sebuah keganjalan di dalamnya, dimana dia
merasa ketakutan saat saya bertanya kepadanya, padahal saya tidak menggunakan
bahasa yang formal atau terlihat sedang mewawancarainya, dia ketakutan
seolah-olah disuruhuntuk diam dan tidak berkata sekecapun.
Dalam pancaran
matanya menggambarkan ketertekanan yang sangat, dia seolah-olah memiliki beban
yang sangat besar. Mungkin ini alasan dia diam saat ditanya. Karena dia diam
dan enggan untuk menjawab pertanyaan saya, saya hanya mendapatkan data yang
secukupnyadari dia, selebihnya aku diam-diam menelitinya sendiri, aku
memperhatikannya tanpa sepengetahuannya, data tersebut sudah tercantum pada
bgian ontologi.
Objek kedua saya
bertempat di desa kesunyean kec. Kesepuhan kab. Cirebon, kali nini saya
melakukan penelitian tanpa di sengaja, awalnya saya dan teman saya hanya
sekedar berkunjung di kesepuhan cirebon, tanpa di sadari ternyata disana juga
banyak berlalu lalang pengemis, baik yang kecil sampai yang dewasa. Lagi- lagi
aku tertarik dan kepo kepada pengemis cilik. Di sana aku mewawancarai dua gadis
cilik, kira-kira mereka berusia 9 tahun. Mereka masih duduk di bangku sekolah
dasar kelas 4 . dari kedua gadis ini mereka berbeda motif menjadi pengamen.
Ada dua motif yang
terdapat pada dua gadis ini. Gadis pertama dia bernama rahma , dia mengemis
dengan motif menginginkan sebuah benda yang orang tuannya belum bisa membelikannya.
Gadis yang kedua bernama susi. Susi menjadi pengemis dengan motif paksaan dari
orang tuanya. Karena keadaan ekonomi dan kurang mengertinya orangtua terhadap
pentingnya didikan mental untuk anak sejak dini. Sehingga susi pun dapat di
katakan menjadi korban olehnya.
C. penelitian dalam wilayah ontologi
Setelah
kita membahas penelitian secara ontologi dan epistemologi tiba saatnya kita
bahas penelitian pda wilayah aksiologi. Adapun di dalamnya kita akan membahas
tentang solusi yang kita ajukan pasa masalah yang kita teliti. Untuk
mempermudah penyusunan laporan, saya melibatkan faktor-faktor prnyebab
seseorang menjadi pengemis.
1. Sulitnya ekonomi
Ada beberapa sikap
positif yang kita perlukan dalam menghadapi kesulitan ekonomi yang dimiliki
seseorang yang mengalami kesulitan ekonomi, agar kita tidak terjebak kemelut
dan konflik diantaranya:
a.
Carilah pekerjaan yang sesuai denganbidang
kemampuan andaatau bidang yang anda sukai, kalau anda tidak
mendapatkannya, maka dapatkan pekerjaan apapun yng tersedia dan sebisa mungkin
untuk mencari penghasilan tambahan.
b.
Hidup dengan sederhana. Jangan peroduktif, karena produktif merupakan awal
dari kehancuran
c.
Selalu rajin komunikasi dengan siapapun untuk mendapatkan peluang kerja
atau bisnis yang lebih baik.
d.
Rajin-rajinlah beribadah. Shalat lima waktu, shalat dhuha, shalat tahajjud,
shalat hajat. Mintalah kepada Allah dengan penuh harap, insya Allah ia akan
mengabulkannya
2.
Kurangnya lapangan pekerjaan
Mengatasi dampak
yang timbul oleh meningkatnya jumlah pengangguran, perlu di upayakan solusi
yang dapat atau setidaknya mengurangi angka pengangguran. Diantara solusinya
adalah:
a.
Pemerintah mengadakan atau menyediakan lapangan pekerjaan yang tidk terlalu
menuntut tingkat pendidikan khusus, akan tetapi menuntut tingkat keterampilan
dan kreatifitas
b.
Pemerintah mengubah sistem pendidikan dengan kurikulum pendidikan bisnis
c.
Pemerintah menyediakan lembaga-lembaga pembinaan dan pelatian khusus dan
gratis
d.
Tidak hanya pemerintah yang bertindak, akan tetapi kita pun ikut andil di dalamnya
3.
Malas kerja
Malas dapat membawa
dampak negatif bagi seseorang terhadap karier, pendidikan, bahkan kesehatan.
Adapun cara mengatasi malas pada dasarnya tergantung perindividunya, namun ada
beberapa cara unuk mengatasirasa malas diantaranya yaitu:
a.
Harus menata hidup dengan rapih
b.
Kerjakan hal-hal yang sulit dipagi hari
c.
Hilangkan kebiasaan duduk di shofa atau berbaring di atas tempat tidur
sebelum waktu istirahat
d.
Berikan motifasi pada diri sendiri
e.
Percaya diri kepada diri sendiri
4.
Kurangnya didikan orangtua
Didikan orangtua
sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan pembentuka kepribadian seorang
anak. Kepribadian tersebut akan dibawa sampai dewana kelak. Perhatian orangtua
selalu menyertai perjalanan hidup sang anak. Oleh karena itu orang tua harus mendidik
anak dan memperhatikannya dengan baik.
[1]Anonymus, “pengamen” dalam http://wikipedia.com/
[2] http;//wikepedia.com/
[3]Jumat, 6 mei 2016. Ds. Kesunean kec. Kesepuhan
kab. Cirebon
[4]Jumat, 6 mei 2016. Ds. Kesunean kec. Kesepuhan
kab. cirebon
[5]Dalam menjawab pernyataan ini sererti ada rahasia
di balik rahasia, karena cara dia berkata dan cara dia memandang saya dan tenam
saya di dalamnya mengandung ketakutan dan ketertekannan. Saya dan teman saya
berkesimpulan bahwa dia di ajari sma ibunya supaya tutup mulut
[6]Sabtu, 14 mei 2016. Jl. Perjuangan sunyiaragi
Cirebon
Tidak ada komentar:
Posting Komentar