Rabu, 14 September 2016

pengamen



LAPORAN PENELITIAN PENYAKIT PSIKIS (PENGEMIS)
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen pengampu: Dra. Siti Fatimah, M.hum

Uswatun Khasanah (1415306071)
BKI-B/2

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Jl. Perjuangan by pass Sunyaragi Kesambi Cirebon
Telp. 0231 481264  Fax. 0231 489926



LAPORAN PENELITIAN

MenanganiPenyakitPsikis (Pengemis)
A. PenelitianDalam Wilayah Ontologi
Pengemisberbedadenganpengamen. Kata pengemisdanpengamensekilasbermaknasamaakantetapisebenarnyaberbeda, pengemisdanpengamenmemilikidefinisi yang berbedadanberdeda pula pelaksanaannya.
Pengemismerupakanseseorang yang mencariuangdengancaramenintamintakepada orang yang ada di sekelilingnyatanpamenampilkankreatifitasapapunbaikitunyani, main music, stanupataulainnya.
Lain lagidenganpengamen.Pengamenditulissebagai “bay while singing playing mucisalinctrumen of reciting prasers, or be persist (memaksa). Pengamen di artikansebagaiseorangpenyanyijalanan[1].Definisi yang di maksud di atasadalah orang yang mencariuangdengancaramenyanyi, memainkanalat music, dan lain sejenisya, kemudianmemintaupahataspenampilannyakepada orang yang ada di sekitarnya.
Pengemisdanpengamen di jalanansering di nilaisebagaisampahmasyarakat.Karenatakjarangorngmerasatergangguataskehadirannya.Baik yang berlalulalang di perempatanlalulintas, di jalan-jalan, di sekitarkampus, di sekitarperkontrakan, di sekitarpertokoanmaupunyang  mendatangiperumahandesa.
pengamenkerapmendapatkhasuskriminalitas, beberapakhasuskriminalitasseringkali di kaitkandenganpengamen, karena di beberapakesempatanmerekaterlihatmelakukantindakan-tindakankriminalitaskriminalitsseperti : pencopetan, perampasan, kekerasan, penodongan, perkelahianbahkanpelecehanseksual.



(i)     Faktor-faktor yang MempengaruhiSeseorangMenjadiPengemis
a.       SulitnyaEkonomi
Sulitnyaekonomimenjadifaktorterbesarpendorongseseorangmenjadipengemis.Denganangkakemiskinan yang mencapai 11,80% merupakanjumlah yang sangatbesar.
b.      KurangnyaLapanganPekerjaan
Menurut survey yang dilakukanolehsebuahlembagamasyarakatmenyebutkanbaha di Indonesia setiaptahunnyamenghasilkanlulusan 12.000.000-14.000.000 / tahunnya, sedangkanlowonganpekerjaanhanyamampumenampung 5% darijumlahlulusan[2]. Bayingkansaja yang 95% menjadiapa? JikapertahunIndonesia meluluskan 12.000.000 orang danhanya 5% yang mendapatkanpekerjaanmakasebayak 11.400.000 orang Indonesia menganggur
c.       Pendidikan yang Terputus
Mahalnyabiayapendidikan yang menyebabkanmerekaputuspendidikan.Mayoritaspenduduk Indonesia berkelasmenengahkebawah, banyak yang merasakesulitanuntukmembayartingginyabiayapendidikan.Merekabilang “untukmakansajasusah, apalagibuatsekolah”.
Sungguhsangatmengharukankeadaannegriini.Susahnyamerekamenempuhpendidikanmenjadikanmerekatidakmengertiakanpentingnyapendidikan, akanpentingnyabelajar an mentingnyaberilmu. Krenatidakberpendidikamerekahanyaberfikirbagaimanamencariuangdanbagaimanamenyambunghidup.Denganfikirpendekmerekamenjadipengemis yang kuranglayakuntuk di jadikanprofesi
d.      MalasBekerja
Banyak orang yang malasbekerja, merekalebihbaikmeminta-mintadaripadaharusberjuangmencaripekerjaan yang lebihlayakdanterjamin.Malasberkerjahanyadimilikioleh orang yang tidakpunyanyalidankeberanian.Merekahanyaingin yang instantanpaberfikirterlebihdahulu.
e.       KurangnyaDidikan Orang Tua (perhatian orang tua)
Sekarangbanyakanak-anak di bawahumur yang meninta-minta, yang sungguhpemandangansepertiinitaklayakkitalihat, yang sungguhmemperihatinkan. Hal initerjadikarenadidikanorangtua yang kurangbenardantidakfahamnyaorangtuaakanpentingnyapendidikan.
Pilihanmerekamenjadipengamententumenimbulkandampaktersendirbaginya.Kehidupanjalanan yang kerasmendidikmerekamenjadi orang denganetika yang berbedadengan orang padaumumnya.Salahsatunyaadalahkomunikasiantarindividu, komunikasiindividudengankeluarganya, komunikasidenganmasyarakat, dengantemansebayadandengan yang lainnya.
(!!) Subjek, ObjekdanLokasiPenelitian
Dalampenelitianinisubjekutamanyaadalahpengemis. Di bawah ini adalah data hasil wawancara dan penelitian sederhana saya. Hasilnya kurang lengkap karena subyek yang saya wawancarai masih berusia dini, belum begitu menguasai pembendaharaan kata, dan masih gampang terpengaruh oleh didikan dalam lingkungannya. Adapun hasilnya yaitu:
1.      Hasilwawancarasubjekkesatu
Nama :Rahma
Jeniskelmin  :Perempuan
Umur : 9 thn
Alamat : Ds. Kesunean kec. Kesepuhankab. Cirebon
Pendidikan/sekolah : SDN 1 Kesunean
Kelas: 4 SD
Pekerjaan  :Siswi
Anakke  : 1 (satu)
Jumlahsauda  : 3 (tiga)
Penyebabmenjadipengemis:Inginmembelitastapibelum di belikansamaibunya
Ada paksaanatautidakmenjadipengemis : tidak ada
Perasaanmenjadipengemis  : Seneng, soalnya mendapatkan uang
Cara bertahanhidup : Minta sama orang tua
Kondisimental  : Baik[3]
2.      Hasilwawancarasubjekkedua
Nama :Susi
Jenis kelamin: perempuan
Umur: 9 tahun
Alamat: ds. Kesunean kec.Kesepuhan Kab. Cirebon
Pendidikan/Sekolah: SDN 1 Kesunean
Kelas: 4 SD
Pekerjaan: Siswi
Anak ke: 3 ( tiga )
Jumlah saudara: 4 ( empat )
Penyebab menjadi pengemis: Di suruh ibu
Ada paksaan atau tidak menjadi pengemis: ada, paksaan ini datang dari orang tuanya, orang tuanya memaksa susi untuk mrngemis, padahal susi sendiri enggan untuk mengemis, dia ingin bermain layaknya teman seusianya
Perasaan mejadi pengemis: malu, tapi mau bagaimana lagi ini perintah dari ibu jadi mau tidak mau aku harus menjalankan ini
Cara bertahan hidup:mengumpulkan hasil mengemisnya dengan penghasilan yang lainnya
Kondisi mental: baik[4]
3.      Hasil wawancara subyek tiga
Nama: nur
Jenis kelamin: perempuan
Umur: 7 Tahun
Alamat: ds. Palimanan timur kec. Palimanan kab. Cirebon
Pendidikan/ Sekolah: SDN Palimanan
Kelas: 2 SD
Pekerjaan: siswi
Anak ke: 1 ( satu)
Jumlah saudara: 2 (dua)
Sebab menjadi pengemis: keinginan sendiri[5]
Ada paksaan atau tidak menjadi pengemis: tidak ada, saya mau sendiri, perasaan menjadi pengemis: saya senang menjadi pemgemis
Cara bertahan hidup: menggunakan hasil ngemis saya sama hasil ibu saya
Kondisi mental: kurang baik.[6]










B. Penelitian dalam wilayah epistemologi
Dalam penelitian ini saya mengambil dua objek. Objek pertama yang saya ambil di sekitar kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, adapun alasan saya mengambil objek di sini karena setiap hari saya melihat berlalu lalang pengemis dan pengamen dengan gayanya masing-masing. Dari usia dini sampai usia lanjut. Begitu banyaknya pengamen yang mencari uang di tempat ini.
Dari banyaknya usia pengamen dan pengemis yang ada di sini, saya hanya tertarik dan penasaran pada pengemis cilik yang malang. Hampir setiap hari saya melihatnya mengemis di sekitar kampus. Dengan mengenakan pakaian yang sederhana, dia biasa menggunakan baju pendek, onder pendek namun dia memakai krudung, dan beralaskan sandal jepit.
Dia bertubuh mungil, berkulit hitam manis, berrambut pirang (walaupun dia memakai krudung namun rambutnya terlihat karena krudung yang ia pakai sangat kecil dan rambutnya pun dapat dikategorikan panjang).
Dia tidak banyak bicara, kalau dia meminta juga dia hanya menyodorkan tangannya kepada orang yang hendak ia mintai. Dia tidak akan pergi sebelum di kasih uang atau sekedar kata “ maaf de” setelah terdengar kata itu ia baru bisa pergi. Keadaannya sangat memprihatinkan, saya pun mulai penasaran dengan nya dan akhirnya saya memutuskan untuk berbincang-bincang dengannya. Kurang lebih seperti di bawah ini:
Aku:  “dek, sini....”
Nur: menghampiriku tanpa satu kata pun
Aku: “namanya siapa dek?”
Nur: “nur” dia hanya menjawab seperlunya saja.
Aku: “sudah makan belum dek?”
Nur: hanya menganggukan kepala mengisyarat kan bahwa dia sudah makan
Aku: “ syukur kalo sudah makan, sini dek duduk dulu”
Nur: hanya menggelengkan kepalanya
Aku: “ sini dek istirahat dulu”
Dan percakapan selanjutnya. Dalam percakapan ini ada sebuah keganjalan di dalamnya, dimana dia merasa ketakutan saat saya bertanya kepadanya, padahal saya tidak menggunakan bahasa yang formal atau terlihat sedang mewawancarainya, dia ketakutan seolah-olah disuruhuntuk diam dan tidak berkata sekecapun.
Dalam pancaran matanya menggambarkan ketertekanan yang sangat, dia seolah-olah memiliki beban yang sangat besar. Mungkin ini alasan dia diam saat ditanya. Karena dia diam dan enggan untuk menjawab pertanyaan saya, saya hanya mendapatkan data yang secukupnyadari dia, selebihnya aku diam-diam menelitinya sendiri, aku memperhatikannya tanpa sepengetahuannya, data tersebut sudah tercantum pada bgian ontologi.
Objek kedua saya bertempat di desa kesunyean kec. Kesepuhan kab. Cirebon, kali nini saya melakukan penelitian tanpa di sengaja, awalnya saya dan teman saya hanya sekedar berkunjung di kesepuhan cirebon, tanpa di sadari ternyata disana juga banyak berlalu lalang pengemis, baik yang kecil sampai yang dewasa. Lagi- lagi aku tertarik dan kepo kepada pengemis cilik. Di sana aku mewawancarai dua gadis cilik, kira-kira mereka berusia 9 tahun. Mereka masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 4 . dari kedua gadis ini mereka berbeda motif menjadi pengamen.
Ada dua motif yang terdapat pada dua gadis ini. Gadis pertama dia bernama rahma , dia mengemis dengan motif menginginkan sebuah benda yang orang tuannya belum bisa membelikannya. Gadis yang kedua bernama susi. Susi menjadi pengemis dengan motif paksaan dari orang tuanya. Karena keadaan ekonomi dan kurang mengertinya orangtua terhadap pentingnya didikan mental untuk anak sejak dini. Sehingga susi pun dapat di katakan menjadi korban olehnya.


C. penelitian dalam wilayah ontologi
Setelah kita membahas penelitian secara ontologi dan epistemologi tiba saatnya kita bahas penelitian pda wilayah aksiologi. Adapun di dalamnya kita akan membahas tentang solusi yang kita ajukan pasa masalah yang kita teliti. Untuk mempermudah penyusunan laporan, saya melibatkan faktor-faktor prnyebab seseorang menjadi pengemis.
1.   Sulitnya ekonomi
Ada beberapa sikap positif yang kita perlukan dalam menghadapi kesulitan ekonomi yang dimiliki seseorang yang mengalami kesulitan ekonomi, agar kita tidak terjebak kemelut dan konflik diantaranya:
a.       Carilah pekerjaan yang sesuai denganbidang  kemampuan andaatau bidang yang anda sukai, kalau anda tidak mendapatkannya, maka dapatkan pekerjaan apapun yng tersedia dan sebisa mungkin untuk mencari penghasilan tambahan.
b.      Hidup dengan sederhana. Jangan peroduktif, karena produktif merupakan awal dari kehancuran
c.       Selalu rajin komunikasi dengan siapapun untuk mendapatkan peluang kerja atau bisnis yang lebih baik.
d.      Rajin-rajinlah beribadah. Shalat lima waktu, shalat dhuha, shalat tahajjud, shalat hajat. Mintalah kepada Allah dengan penuh harap, insya Allah ia akan mengabulkannya
2.      Kurangnya lapangan pekerjaan
Mengatasi dampak yang timbul oleh meningkatnya jumlah pengangguran, perlu di upayakan solusi yang dapat atau setidaknya mengurangi angka pengangguran. Diantara solusinya adalah:
a.       Pemerintah mengadakan atau menyediakan lapangan pekerjaan yang tidk terlalu menuntut tingkat pendidikan khusus, akan tetapi menuntut tingkat keterampilan dan kreatifitas
b.      Pemerintah mengubah sistem pendidikan dengan kurikulum pendidikan bisnis
c.       Pemerintah menyediakan lembaga-lembaga pembinaan dan pelatian khusus dan gratis
d.      Tidak hanya pemerintah yang bertindak, akan tetapi kita pun ikut andil di dalamnya
3.      Malas kerja
Malas dapat membawa dampak negatif bagi seseorang terhadap karier, pendidikan, bahkan kesehatan. Adapun cara mengatasi malas pada dasarnya tergantung perindividunya, namun ada beberapa cara unuk mengatasirasa malas diantaranya yaitu:
a.       Harus menata hidup dengan rapih
b.      Kerjakan hal-hal yang sulit dipagi hari
c.       Hilangkan kebiasaan duduk di shofa atau berbaring di atas tempat tidur sebelum waktu istirahat
d.      Berikan motifasi pada diri sendiri
e.       Percaya diri kepada diri sendiri
4.      Kurangnya didikan orangtua
Didikan orangtua sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan pembentuka kepribadian seorang anak. Kepribadian tersebut akan dibawa sampai dewana kelak. Perhatian orangtua selalu menyertai perjalanan hidup sang anak. Oleh karena itu orang tua harus mendidik anak dan memperhatikannya dengan baik.






[1]Anonymus, “pengamen” dalam http://wikipedia.com/
[2] http;//wikepedia.com/
[3]Jumat, 6 mei 2016. Ds. Kesunean kec. Kesepuhan kab. Cirebon
[4]Jumat, 6 mei 2016. Ds. Kesunean kec. Kesepuhan kab. cirebon
[5]Dalam menjawab pernyataan ini sererti ada rahasia di balik rahasia, karena cara dia berkata dan cara dia memandang saya dan tenam saya di dalamnya mengandung ketakutan dan ketertekannan. Saya dan teman saya berkesimpulan bahwa dia di ajari sma ibunya supaya tutup mulut
[6]Sabtu, 14 mei 2016. Jl. Perjuangan sunyiaragi Cirebon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar